Pasuruan (wartabromo.com) – Memasuki musim penghujan cukup banyak beredar pemberitaan seputar orang tenggelam. Salah satunya yang terjadi di Desa Galih, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, pada Kamis (25/11/2021) lalu.
Pria bernama Sanudi (49) dikabarkan hilang pasca terseret banjir dan tenggelam. Jasadnya dikabarkan hilang selama 5 hari dan ditemukan pada hari Selasa (30/12/2021).
Menilik dari peristiwa tersebut, kasus tenggelam bukanlah kasus baru. Baik di kolam maupun wilayah perairan yang lebih luas dan berbahaya, termasuk sungai, danau dan laut. Bahkan, kasus ini juga kerap dikait-kaitkan dengan mitos yang banyak beredar.
Salah satunya bisa menemukan orang tenggelam menggunakan bantal. Memang terdengar aneh dan tak masuk akal, tapi banyak orang yang cukup percaya, utamanya di kalangan orang Jawa.
Diceritakan, konon apabila ada orang hilang karena tenggelam, jasadnya bisa ditemukan dengan cara mengadakan ritual melempar bantal kesayangan. Menurut leluhur, bantal tersebut bisa memancing jasad korban muncul ke permukaan karena ingin kembali tidur di bantal kesayangannya.
Meski terdengar aneh dan tak masuk akal, dilansir dari merdeka.com, ritual melempar bantal untuk mencari orang tenggelam ini pernah dilakukan oleh warga Kedondong, Surabaya, Jawa Timur.
Kala itu, seorang bocah bernama Sigit Prasetyo (13) dikabarkan hilang karena tenggelam terseret arus sungai, pada (20/04/2014). Begitu mendapat kabar, warga dibantu Tim SAR menyusuri arus sungai untuk mencari jasad korban.
Selama 20 jam pencarian korban tak membuahkan hasil. Tetapi pasca ritual melempar bantal dilakukan, beberapa menit kemudian jasad korban tampak mengapung tak jauh dari bantal yang sudah dilemparkan.
Kejadian ini dibenarkan oleh Candra Urat Mangun, Kepala Tim SAR Kota Surabaya yang saat itu juga turut bertugas mencari jasad korban.
“Seharusnya korban harus muncul setelah 18 jam tenggelam, tapi dalam waktu itu, dia (korban) belum muncul dan baru ditemukan setelah 20 jam melakukan pencarian,” katanya.
Mulanya, ia enggan berspekulasi jauh ketika melihat orang tua Sigit melakukan ritual melempar bantal. Namun ternyata, Candra yang saat itu tengah menemani ibu korban melempar bantal kesayangan Sigit ke sungai, barulah ia sedikit percaya.
“Beberapa menit kemudian, dia bisa ditemukan,” pungkas Candra.
Dari cerita di atas, pembahasan soal mitos memang tak bisa begitu saja ditampikkan. So, apa Bolo pernah mendapati kejadian serupa? (trj/may)