Mayangan (wartabromo.com) – Pasca tragedi Lapas Kelas I Tangerang, Kemkumham lakukan safari ke sejumlah lapas. Salah satunya, ke Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo yang kondisinya kelebihan kapasitas.
Dalam lawatan itu, turut serta Wamenkumham, Edward Omar Sharief Hiariej. Saat ini lapas berisi 554 narapidana. Padahal seharusnya hanya untuk 265 narapidana.
“Over kapasitas itu masalah kita bersama. Kan lapas itu tempat pembuangan akhir. Kita ini hanya menerima saja dari putusan pengadilan,” ujarnya, Jumat (10/9/2021).
Saat ini pihaknya tengah melakukan mitigasi over kapasitas itu. Akan ada distribusi dari lapas-lapas yang over kapasitas, ke lapas-lapas yang masih kosong. Soal pengamanan di area lapas, Omar menyebut saat ini pihaknya kekurangan tenaga.
“Antara jumlah narapidana di lapas dengan petugas yang ada, masih terjadi kekurangan sekitar 20 ribu petugas,” sebutnya.
Terkait dengan bencana kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, Omar bilang, kebanyakan dari lapas yang ada merupakan peninggalan Belanda. Sehingga harus segera dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Salah satunya soal instalasi listrik dan struktur lainnya.
“Apa yang terjadi kemarin itu menjadi pelajaran bagi kita semua. Semoga menjadi yang terakhir dan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,” kata Omar.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Kota Probolinggo, Risman Somantri menyebut, kendati ada kelebihan kapasitas, sejauh ini pembinaan di lembaga yang dipimpinnya itu berjalan kondusif dan aman.
“Untuk kelebihan itu kan masalah klasik. Secara fasilitas tidak ada masalah. Karena kelebihan kapasitas itu untuk ketersediaan tempat tidur saja. Fasilitas lain masih mencukupi,” terangnya, melalui sambungan selular.
Kedatangan Wamenkumham di Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo, merupakan rangkaian peninjauan ke sejumlah lapas di Jawa Timur. Sejauh ini, pihak Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo sudah melakukan sejumlah antisipasi. Ini dilakukan untuk menanggulangi terjadinya tragedi serupa di Lapas Kelas I Tangerang.
Di antaranya, memastikan tidak ada kabel atau instalasi yang tidak pada tempatnya. Karena dugaan sementara penyebab kebakaran di Tangerang, karena konsleting listrik.
Antisipasi lain yang dilakukan adalah menambah stok alat pemadam api ringan (APAR). Semula hanya ada lima unit Apar. Saat ini ada tambahan lima unit lagi.
Risman berharap, tragedi seperti di lapas Tangerang tidak terulang kembali. Serta pembinaan di lapas berjalan aman, kondusif. “Kami juga sudah kontak PLN, untuk periksa instalasi listrik itu. Apakah instalasi yang ada masih layak atau tidak,” tutupnya. (lai/saw)