Gempol (WartaBromo.com) – Struktur bata kuno di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol diduga merupakan peninggalan Mpu Sindok. Dugaan ini mengacu pada Prasasti Cunggrang yang menyebut adanya petirtaan.
Mengingat, prasasti yang disebut-sebut sebagai bagian dari awal mula pemerintahan di Kabupaten Pasuruan ini merupakan peninggalan dari Mpu Sindok, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur.
“Letaknya jauh dari Candi Sumber Tetek, sekitar 7 kilo meter. Saluran air ini mengarah ke Prasasti Cunggrang di sisi utara dan jaraknya cukup dekat, sekitar 1 kilo meter,” ujar Wicaksono Dwi Nugroho, ketua tim ekskavasi dari BPCB Jawa Timur, Minggu (14/6/2021).
Wicaksono menduga, terdapat kaitan antara Prasasti Cungrang dengan saluran bata kuno tersebut. Atas dasar hipotesisnya, Wicaksono berharap akan ditemukan bangunan pertirtaan sebagaimana yang disebutkan dalam Prasasti Cunggrang.
“Sementara ini hipotesisnya kami kaitkan dengan Prasasti Cunggrang ya, dari 929 Masehi, yang dikeluarkan oleh Mpu Sindok. Nah dalam prasasti itu disebutkan ada bangunan suci, petirtaan, dan pertapaan. Nah apakah saluran air ini bagian dari pertirtaan itu, ini yang coba kita gali lebih lanjut. Indikasinya dekat dengan Cunggrang, sekitar 1 kilo meter. Di mana selama ini pertirtaan yang ada di Prasasti Cunggrang selalu dikaitkan dan diinterpretasikan dengan Sumber Tetek, tapi kan jaraknya jauh sekitar 7 kilo meter,” bebernya.
Ekskavasi yang tengah dilakukan BPCB Jawa Timur akan belangsung selama 10 hari. Sejak 10-19 Juni untuk mengetahui struktur lebih jelas dari saluran tersebut.
“Memang kami pastikan ini struktur bata kuno ini saluran air tertutup. Sejauh ini, hari keempat yang sudah diekskavasi sepanjang 20 meter,” ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, sebuah struktur bata kuno ditemukan tak sengaja oleh sejumlah pemuda di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, Januari 2021 silam.
Atas temuan tersebut, BPCB Jawa Timur bersama Disparbud Kabupaten Pasuruan melakukan ekskavasi.
Saluran air tersebut dibangun dengan bata besar berukuran panjang 38 centi meter (cm), lebar 22 cm, dan tebalnya 8 cm. Dengan ketinggian 15 lapis bata setinggi 140 cm dengan lebar 150 cm yang memanjang dari utara ke selatan.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) kabupaten Pasuruan Eka Wara Brehaspati mengatakan, ekskavasi awal saluran bata kuno tersebut berlangsung selama 10 hari dengan anggaran Rp 25 juta dari Disparbud.
“Untuk ekskavasi awal anggarannya dari kami, selanjutnya ekskavasi besar nanti dari BPCB Jawa Timur,” kata Eka. (oel/asd)
Simak Videonya: