Oleh: Asad Asnawi
SECARA khusus, pertanyaan itu lebih dimaksudkan kepada mereka yang belum memahami betapa pentingnya melindungi data pribadi. Untuk menjawabnya, pertanyaan berikut barangkali bisa membantu.
Pernahkah tiba-tiba Anda mendapat penawaran kredit dari orang tak dikenal melalui pesan pendek atau chat whatsapp? Dari siapapun yang nomornya tidak Anda kenal? Atau, juga diberitahu bahwa Anda memenangkan undian? Atau juga informasi yang menyebutkan bahwa Anda mendapat hadiah?
Jika iya, sempatkah Anda bertanya-tanya dari mana si pengirim pesan tersebut mendapatkan nomor Anda, bahkan mengetahui nama lengkap sekaligus?
Ada banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan itu. Bisa jadi dari penjual pulsa atau dari manapun. Satu yang pasti, ketika Anda mendapat pesan semacam itu, hal itu berarti data pribadi Anda telah bocor.
Dan, mendapat penawaran kredit atau informasi bahwa Anda memenangkan undian bisa dibilang sebagai akibat paling sederhana. Tak perlu ditanggapi, cukup kita abaikan, urusan akan selesai.
Tetapi, bagaimana jika yang terjadi lebih dari itu. Misalnya, data pribadi Anda dipakai untuk melakukan tindak kejahatan, urusannya dipastikan bakal panjang. Bisa-bisa Anda harus keluar masuk kantor polisi untuk menjelaskan duduk perkaranya.
Nah, disinilah pentingnya menjaga data pribadi. Terutama di era serba digital seperti sekarang ini. Saking pentingnya, banyak yang menganggap data pribadi sebagai new oil alias minyak baru. Siapa yang banyak memegang data orang per orang, ia bisa berbuat apa saja. Ya, apa saja.
Alasan itu pula yang menjadikan kasus dugaan kebocoran data 270 penduduk Indonesia menuai banyak perhatian. Karena itu tadi. Data sebanyak itu bisa dipakai untuk berbagai hal. Yang besar kemungkinan tidak ada baiknya.
Contoh sederhana itu tadi. Untuk promo ilegal semacam penawaran kredit dan sejenisnya, penipuan atau bahkan menguras isi tabungan. Kok bisa?
Yaa. Karena dengan data itu, si pemegang data bisa mengecek atau meretas isi saldo yang Anda punya dan men-take over nomor rekening. Dan ketika itu terjadi, Anda tak lagi punya akses terhadap tabungan yang Anda punya. Karena tanpa Anda sadari, rekening tersebut telah berganti pemilik.
Inilah mengapa menjaga data pribadi itu penting. Jangan pernah membuang dokumen apapun yang berisi data pribadi Anda. Seperti nama, alamat, tanggal lahir, pekerjaan, hingga nomor handphone.
Jika memang data tersebut tak dipakai, hancurkan sebelum dibuang. Sekiranya mereka yang menemukan tak lagi bisa mengidentifikasi data tersebut.
Itu jika data tersebut berupa data fisik macam dokumen kertas. Bagaimana jika data itu berupa data digital? Terapkan keamanan berlapis. Usahakan, setiap akun yang Anda punya, akun apapun, seperti email atau medsos menerapkan keamanan berlapis.
Misalnya, selain memasukkan password ke akun tersebut, Anda juga bisa menambahkan kode verifikasi sebelum login. Biasanya, oleh pihak platform, kode tersebut dikirim ke nomor handphone yang Anda daftarkan saat mendaftarkan pengamanan tambahan sebelumnya.
Langkah lain yang juga perlu dilakukan dalam rangka menjaga data pribadi adalah dengan meningkatkan tingkat keamanan password. Makin panjang dan bervariatif password yang Anda pakai, tentu akan menyulitkan pihak lain untuk meretas.
Nah, seberapa kuat password yang Anda punya, ada beberapa aplikasi yang bisa dipakai untuk mengeceknya. Misalnya, How Secure my Password, Passwor Meter, atau Microsoft Password Checker, dan masih banyak lagi.
Tak ada salahnya mencoba. Cukup dengan memasukkan password di kolom yang disediakan, Anda akan mengetahui seberapa kuat password milik Anda. Tiga ratus tahun, tiga tahun, tiga jam, atau hanya tiga menit bertahan dari upaya pihak lain untuk membobol akun yang Anda punya. (*)