Detik-detik Banjir Bandang yang Renggut Dua Nyawa

4879
“Ini tetangga saya juga ada yang naik genteng, yaallah yarabbi (sambil teriak diatas genteng) itu keadaan rumah sudah rata tanah dengan kondisi arus yang cukup deras.”

Laporan: Doni – Maya

MENCEKAM, itu adalah suasana yang digambarkan warga Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol saat banjir bandang terjadi. Byurr….. air tiba-tiba muncul dan menggerus puluhan rumah warga saat maghrib berkumandang.

“Saya pas nonton tv sama keluarga, tau tau ada orang teriak, banjir – banjir, saya keluar ternyata air deras campur sampah datang,” kata Iskandar, warga setempat yang rumahnya rata dengan tanah.

Iskandar dan keluarga pun lari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri. Bukan hanya Iskandar, seluruh warga semburat menyelamatkan diri. Kondisinya benar-benar parah. Iskandar sampai tak sampai hati menggambarkan peristiwa semalam.

“Kemudian lari dengan keluarga untuk mengungsi ke rumah saudara yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Alhamdulillah, Iskandar sekeluarga selamat. Namun tidak semua tetangganya bernasib sama. Iskandar jadi saksi mata ganasnya banjir bandang. Teriakan orang bersahutan dengan derasnya air. Ditambah lagi bangunan yang mulai ambruk dan hanyut.

“Ini tetangga saya juga ada yang naik genteng, yaallah yarabbi (sambil teriak diatas genteng) itu keadaan rumah sudah rata tanah dengan kondisi arus yang cukup deras,” tambah Iskandar.

Korban berjatuhan cukup banyak. Iskandar menyebut keajaiban Tuhan berperan banyak di sini. Menyelamatkan nyawa-nyawa tetangganya di Kepulungan.

“Bukan hanya sepuluh sampai lima belas, banyak yang hanyut, arusnya memang deras, bahkan warga selamat juga tersangkut di ranting-ranting pohon,” akunya.

Ya, beberapa warga yang selamat bahkan membantu korban hanyut. Mereka saling bergotong royong menyelamatkan nyawa demi nyawa yang masih bisa tertolong.

Salah satunya kisah keluarga korban hanyut yang meninggal. Diceritakan tetangga korban, saat itu satu keluarga memang hanyut terbawa arus banjir bandang. Thomas, sang kepala keluarga berusaha menyelamatkan anak-anaknya dari banjir. Namun naas, Nanda (18) terlepas dari genggaman ayahnya karena sama-sama hanyut terbawa arus.

Begitu pula dengan sang nenek, Susminanti (61). Perempuan paruh baya ini terbawa arus dan ditemukan tersangkut di salah satu sungai.

Nanda dan Susminanti jadi korban banjir bandang yang tak berhasil menyelamatkan diri. Jenazah keduanya ditemukan pada Kamis (4/2/2021) setelah dilakukan pencarian oleh petugas.

Isak tangis pun pecah menyambut kedatangan jenazah korban. Fitria Agustina syok mendapati ibu dan anaknya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Keduanya kemudian dimakamkan dalam satu liang lahat pada Kamis siang ini.

Banjir bandang kata warga terakhir terjadi 40 tahun silam. Tidak ada dalam benak warga rumahnya bakal rata dengan tanah akibat banjir. Apalagi sampai kehilangan orang terkasih karena bencana ini. (*)

Simak videonya:

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.