Kraksaan (wartabromo.com) – Sebagian warga Kabupaten Probolinggo masih takut menerima vaksin Covid-19. Pemerintah daerah pun terus berusaha menyukseskan program vaksinasi itu.
Ketakutan warga terkait vaksin Covid-19 dipengaruhi berita yang beredar internet. Baik yang disajikan oleh media massa maupun media sosial. Seperti adanya relawan vaksin di Brazil yang dikabarkan meninggal dunia. Juga ada relawan Amerika Serikat yang disuntik vaksin mengalami Bell’s Palsy atau lumpuh pada wajah.
“Jelas takut setelah tahu informasi dari berita. Jangan sampai rakyat ini dibuat percobaan, harus dicobakan ke binatang dulu mungkin. Termasuk adanya ilmuwan yang meragukan keamanan vaksin yang dibeli oleh pemerintah Indonesia,” sebut Abdul Jalil, warga Kecamatan Kraksaan pada Sabtu, 19 Desember 2020.
Ia pun meminta pemerintah daerah proaktif. Jika dinilai rawan, hendaknya mengajukan keberatan kepada pemerintah pusat.
“Ya pemkab harus menyampaikan aspirasi warganya, jangan paksakan jika keamanan vaksin itu belum terbukti,” lanjut pemuda berusia 25 tahun itu.
Sementara kaum lebih tua, menyatakan vaksinasi serentak itu mirip dengan program imunisasi anak masa Orde Baru (Orba). “Saya menolak, nggak tega waktu itu. Anak lagi lucu-lucunya, disuntik, lalu menjadi demam badannya. Begitu yang saya lihat pada anak tetangga,” sebut Siti yang berusia 65 tahun.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Shodiq Tjahjono memastikan jika vaksin Corona yang dipesan Pemerintah Indonesia aman. Warga, katanya, tak perlu mengkhawatirkan mejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
“Gejalanya ringan dan akan sembuh dengan sendirinya,” ujarnya.
Shodiq menyatakan persiapan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Probolinggo terus dimatangkan. Salah satunya dengan menyiapkan 1.821 tenaga kesehatan (Nakes) dan non Nakes untuk mensukseskan vaksinasi yang direncanakan mulai 2021 itu.
Untuk Nakes ada 1.722 orang terdiri dari 143 dokter, 912 perawat dan 667 bidan. Selain itu ada 99 tenaga non Nakes sebagai penunjang kegiatan.
“Kita siap untuk melaksanakan vaksinasi, baik dari sisi personel maupun sarpras (sarana dan prasarana),” kata.
Untuk Sarpras, Dinkes menyiapkan Cold Room (ruang pendingin) berkapasitas 12.000 liter, lemari penyimpanan vaksin 2 unit dan 1 unit freezer di gudang. Juga 61 unit lemari penyimpanan vaksin di 33 Puskesmas yang tersebar di 24 kecamatan. Serta 282 vaksin carier dan 1 unit mobil dengan refrigerator untuk mengangkut vaksin.
“Rata-rata Puskesmas yang ada, memiliki lebih dari satu unit lemari pendingin,” lanjut pria yang juga Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo itu.
Berdasarkan data Dinkes, ada sekitar 704 ribu dari 1,150 juta penduduk Kabupaten Probolinggo yang akan menerima vaksin. Proritasnya adalah kelompok berusia 18-59 tahun. Di antaranya Nakes, semua petugas di pelayanan kesehatan, dan petugas yang melayani masyarakat secara langsung.
“Seperti ASN, TNI dan Polri. Kelompok ini, diyakini memiliki mobilitas dan tingkat produktivitas yang tinggi,” ujar dokter Shodiq.
Vaksinasi Covid-19 direncanakan dimulai pada awal Januari 2021. Vaksinasi dilakukan hingga 9 bulan mendatang atau September 2021.
Pemberian vaksin dijadwalkan sebanyak dua kali. Yakni pada hari H, pelaksanaan vaksinasi. Kemudian yang kedua diberikan pada 14 hari pasca pemberian vaksin tahap pertama tersebut.
“Serangkaian persiapan terkait rencana pemberian vaksin Covid-19 sudah kami siapkan. Mulai dari sumber daya manusia (SDM) selaku vaksinator, logistik yang meliputi prosedur untuk menjaga suhu vaksin dan kualitas vaksin,” tandasnya.