Kraksaan (wartabromo.com) – Target Pemkab Probolinggo agar tahun ini bebas dari desa tertinggal masih belum tercapai. Meski begitu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) ungkapkan Indeks Desa Membangun (IDM) terus meningkat.
Sejauh ini, masih ada satu desa yang belum berhasil menanggalkan statusnya sebagai desa tertinggal. Yakni, Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar. Jumlah itu berkurang sebanyak 8 desa dibanding tahun lalu. Sejumlah desa tertinggal itu levelnya naik menjadi desa berkembang.
Meski ada tambahan, jumlah desa berkembang juga terus berkurang. Jika tahun lalu ada 228 desa kini 197 desa. Sebab, banyak desa berkembang levelnya naik menjadi desa maju. Karenanya, jumlah desa maju terus bertambah. Pada 2019, hanya ada 84 desa, kini ada 120 desa.
Begitu juga dengan desa mandiri. Ada tiga desa yang naik tingkat, sehingga kini ada 7 desa mandiri. Desa mandiri itu, yakni Desa Ngadisari dan Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura.
Selanjutnya, Desa Kotaanyar, Kecamatan Kotaanyar; Desa Krejengan dan Desa Kedungcaluk, Kecamatan Krejengan. Kemudian, ada Desa Klaseman dan Desa Sebaung, Kecamatan Gending.
Dengan perubahan-perubahan itu, peringkat Kabupaten Probolinggo juga naik. Pada 2019 lalu tingkat 200 se-Indonesia. Sekarang naik tingkat menjadi 73 se-Indonesia.
“Semuanya ada tambahan. Ada 3 indikator untuk menentukan status desa. Yakni, indeks ketahanan sosial (IKS), indeks ketahanan ekonomi (IKE), dan indeks ketahanan lingkungan (IKL). Di dalamnya banyak item-item-nya,” ungkap Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Probolinggo Tatok Krismahento, pada Kamis, 12 November 2020.
Pada 2019, ada 4 desa yang berstatus Desa Mandiri. Yakni, Desa/ Kecamatan Krejengan; Desa/Kecamatan Sukapura; dan dua desa di Kecamatan Gending. Yakni, Desa Sebaung dan Desa Klaseman.
Selanjutnya, di bawah Desa Mandiri, ada Desa Maju. Pada 2018 ada 30 Desa Maju, naik menjadi 84 Desa setahun kemudian. Sementara Desa Berkembang dari naik menjadi 228 desa dari 208 desa pada 2018.
IDM merupakan tolok ukur kemajuan dan kemandirian sebuah desa. IDM diklasifikasikan dalam lima status desa. Meliputi, Desa Mandiri, Desa Maju, Desa Berkembang, Desa Tertinggal, dan Desa Sangat Tertinggal.
“Sekarang tidak ada desa sangat tertinggal,” katanya.
Tatok tidak menyangkal jika target Bupati pada 2018 lalu belum terpenuhi. Di mana pada tahun ini, Desa Tertinggal ditargetkan sudah tidak ada. Nir target itu, bukan karena salah arah program.
Alasannya, karena adanya pandemi Covid-19. Sehingga, anggaran pembangunan desa minim. Sebab, anggaran organisasi perangkat daerah (OPD) maupun dana desa (DD) banyak dialokasikan untuk penanganan corona.
“Memang target Ibu (Bupati Probolinggo) tidak terpenuhi. Tetapi, untuk target dinas sudah terpenuhi. Desa banyak yang naik level atau tingkat,” ungkap penyuka fotografi itu.
Kegagalan tahun ini, akan ditebus tahun depan. Desa Tambak Ukir ditargetkan bisa naik kelas menjadi desa berkembang. Sinergitas antara OPD sangat dibutuhkan sebagai upaya pengentasan desa tertinggal.
“Tidak bisa diselesaikan satu OPD. Polanya nanti akan berintegrasi. Nanti kami upayakan akan lebih baik lagi dan pada 2021 tidak akan ada lagi (desa tertinggal),” tandas pria asal Kabupaten Lumajang itu. (saw/ono)