Kotaanyar (wartabromo.com) – Banyak pilihan obyek wisata pada libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2020. Salah satunya adalah Bukit Watu Geligir di Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.
Bukit ini berada di kaki Gunung Argopuro. Menyajikan panorama alam Pegunungan Hyang nan sejuk dipandang. Menambah kekayaan pesona alam yang tiada akhir (Endless Probolinggo) di dataran tinggi Kabupaten Probolinggo.
Bukit ini berjarak sekitar 20 kilometer dari PLTU Paiton, dengan waktu tempuh 45 menit. Jika dari Kantor Bupati Probolinggo di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Patokan, Kraksaan sekitar 30 kilometer dengan waktu tempuh 1 jam.
Pengunjung juga dapat menempuh dengan kendaraan bermotor, roda 4 atau 2. Jika memakai mobil, harus berganti dengan ojek ketika mendekati lokasi. Kalau mengendarai motor, bisa langsung ke lokasi.
Di sana pengunjung juga dapat mendirikan tenda dan menikmati panorama alam. Atau hanya sekadar selfi-selfi, mengabadikan momen bersama keluarga.
“Pemandangannya bagus untuk melepas penat usai menjalani rutinitas. Masyarakatnya tradisional, panorama alamnya recomended untuk dikunjungi,” ucap Wika Indah Sari, salah satu pengunjung.
Destinasi wisata ini tergolong baru dikenal warga. Ia yakin Bukit Watu Geligir bakal menyedot banyak wisatawan. Bahkan bisa jadi mengalahkan destinasi wisata lainnya di Kabupaten Probolinggo.
“Jika dikelola dengan baik, Bukit Watu Geligir ini bisa menjadi obyek wisata yang punya dampak ekonomi pada masyarakat sekitar. Menjadi sumber ekonomi selain hasil tani,” ujar wanita kelahiran Jakarta itu.
Berdasarkan data Publikasi Kecamatan Kotaanyar Dalam Angka 2019 oleh BPS Kabupaten Probolinggo, Desa Tambak Ukir mempunyai 1.593 penduduk. Mayoritas penduduknya hidup bertani. Sementara lahan sawah yang tersedia hanya sedikit.
Dari 584,00 hektare luas wilayah yang dimiliki, tanah sawah tercatat seluas 16,00 hektare saja. Sedangkan tanah kering seluas 568,00 hektare.
Secara geografis, Desa Tambak Ukir berada di dataran tinggi. Di sebelah timur, ia berbatasan dengan Desa Kalisari atau Desa Tepos, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. Sebelah selatan, berbatasan dengan hutan Pegunungan Hyang (Argopuro) dikelola Perhutani.
Kemudian di sebelah barat, berbatasan dengan Desa Blimbing, Kecamatan Pakuniran. Adapun di sebelah utara, Desa Tambak Ukir berbatasan dengan Desa Curah Temu, Kecamatan Kotaanyar.
Tambak Ukir merupakan satu-satu desa tertinggal di Kabupaten Probolinggo berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2020.
“Ini menjadi tantangan bagi kami. Kesadaran masyarakat, bahwa mereka sekalipun IDM-nya masuk desa tertinggal, tapi desa mereka memiliki potensi SDA dan SDM yang luar biasa, kalo bisa dikelola dengan baik dan benar” kata Camat Kotaanyar, Teguh Prihantoro.
Ia pun menegaskan masyarakat Desa Tambak Ukir harus berbenah dan menyiapkan diri agar bisa menjual potensi yang ada di desanya. “Selain Bukit Watu Geligir itu,” lanjut Teguh.
Potensi itu, antara lain penyadapan air la’ang atau air legen/apen dan pengolahan gula aren. Lalu ada buah kolang kaling yang dapat dibuat manisan atau sebagai bahan es campur. Selain itu, karena terdapat pohon, di desa ini juga ada kopi gula aren, hingga olahan ketela pohon atau singkong.
Namun MCK umum yang ada di pinggir jalan, sepertinya masih harus ditata ulang, termasuk kandang sapi, yang beberapa di antaranya masih berada di atas jalan umum menjadi problem. Pasalnya kalau hujan, kotoran sapi mengalir ke badan jalan.
“Perjalanan ke lokasi Bukit Geligir juga menyajikan pemandangan yang luar biasa bagi orang kota. Meski jalan desanya hanya bisa dilewati 1 mobil, tidak bisa berpapasan. Jadi untuk pengembangannya memang perlu penataan yang luar biasa,” tandas Teguh. (cho/saw)