“Saya mulanya tidak percaya. Saya pikir Covid-19 ini dibuat-buat supaya bumi ini istirahat sejenak.”
Laporan: Yogie A, Maya Rahma
AMRIZAL Nurul Abdi, salah satu influencer asal Kota Pasuruan membuat pengakuan menggemparkan beberapa pekan terakhir. Ia mengaku terinfeksi Covid-19.
Pengakuan ini secara langsung diunggah di Instagram miliknya dengan username akun @jajanmercon_abdi. Secara khusus, Abdi kemudian bercerita awal mula Ia terinfeksi Covid-19.
“Saya mulanya tidak percaya. Saya pikir Covid-19 ini dibuat-buat supaya bumi ini istirahat sejenak,” papar Abdi.
Mulanya, Abdi divonis terkena penyakit tifus. Ia pun menjalani pengobatan di salah satu klinik di Pasuruan. Karena masuk dalam kondisi demam tinggi sekira 38,2 derajat celcius, Abdi kemudian menjalani rapid test.
“Saat dirapid hasilnya negatif, paru-paru, jantung sehat semua sehat. Positif tipes,” lanjutnya.
Pria yang juga food vlogger ini kemudian meminta obat untuk menyembuhkan penyakitnya itu. Ia menolak diopname, dan menjalani pengobatan selama 6-7 jam di klinik tersebut. Selama pengobatan berlangsung, Abdi tak mengenakan masker atau apapun untuk pencegahan Covid-19. Abdi tetap dalam pendirian tidak percaya Covid-19.
“Jadi setelah saya selesai pengobatan tifus, saya pulang dalam kondisi sehat. Saya gak tau ternyata sehat yang saya kira, sebetulnya masih dalam kondisi drop. Di rumah keringat dingin, mendadak panas menggigil, lalu tiba-tiba batuk darah dan tidak bisa napas. Keluarga wis nangis semua,” tambah Abdi.
Keluarga Abdi bergegas membawanya ke klinik terdekat di daerah Kraton. Namun kemudian dilarikan ke RSUD Bangil untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Di Bangil saya dapat penanganan cepat, ternyata saya reaktif dirapid. Difoto paru-parunya, diswab. Mendadak paru2 saya banyak bintik-bintik, Akhirnya saya di IGD dan ternyata hasil swab menyatakan saya positif kena covid 19,” tegasnya.
Setelah divonis terkena Covid, lagi-lagi Abdi masih menyangkal keberadaan penyakit itu. Pengusaha kuliner ini pun meminta bukti kepada dokter jika Ia memang terkena Covid-19. Bukti di antaranya hasil dari pemeriksaan swab yang sebelumnya tak bisa diberikan karena dikhawatirkan bisa ikut terjangkiti virus.
“Saya mengancam, kalau memang rekam medis saya tidak disampaikan, saya tidak mau pengobatan. Akhirnya diberikan, hanya bisa dibaca dan harus pakai sarung tangan segala macem, bener saya kena Covid-19,” lanjutnya.
Dari situ kemudian Abdi percaya jika Covid-19 memang benar adanya. Ia menjalani perawatan di ruangan khusus Covid-19 di RSUD Bangil sampai hari ini. Berbagai obat pun diberikan, termasuk alat pernapasan karena Abdi sempat mengalami gangguan pernapasan.
“Penjelasan dokter itu, jadi waktu saya drop ini kan nggak pakai masker dan lain sebagainya, di situ saya tertular. Kan penularannya cepat sekali. Makanya saat dicek pertama itu non reaktif,” ungkap Abdi.
Pria perawakan tambun ini sempat meneteskan air mata saat menjalani perawatan. Bukan karena keadaannya, namun saat melihat petugas medis yang merawatnya seharian penuh.
“Yang pertama disini aku lihat kerja medis, aku terharu sama mereka. Mereka kerja dengan APD pakai plastik, 3-4 jam. Mereka sampai tertidur di depan kamar saya. Dan di kamar banyak ini yo bukan juga orang yang murni terpapar covid dari rumah. Mereka terpapar karena kita,” lanjut Abdi.
Sampai sekarang Abdi masih harus menjalani perawatan khusus dan tak bisa berkumpul dengan sanak keluarga. Ia juga akan melakukan test swab untuk yang ketiga kalinya. Jika dalam test kali ini Abdi negatif Covid-19, maka Ia sudah diperbolehkan pulang.