Karawang (Wartabromo.com) – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu, kelompok binaan PT Pertamina Gas bersiap memasuki musim tanam baru. Merasa puas dengan hasil panen di Juni lalu, kelompok ini semakin aktif mengembangkan pertanian ramah lingkungan. Kali ini, kelompok yang beranggotakan petani ini memproduksi 16 ton pupuk organik untuk sawah mereka.
Melibatkan penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, perwakilan anggota kelompok tani mengikuti pelatihan dan praktek pembuatan pupuk organik. “Karena luasan lahan bertambah dari 7 hektar ke 14 hektar, makanya kami perlu meningkatkan tambahan produksi pupuk organik,” ujar Aep, Ketua Gapoktan Saluyu.
Menurut Aep, penggunaan pupuk organik di area lahan sawan kelompoknya terbilang cukup efektif. Bahkan, dibandingkan dengan gapoktan lain yang masih menggunakan 100 persen pupuk kimia, hasil panen Juni lalu di kelompoknya justru lebih baik. “Hasil ini sudah diakui oleh banyak petani lain,” jelasnya.
Ke depan, hasil produksi pupuk organik ini diharapkan akan mampu dimanfaatkan bukan hanya untuk anggota Gapoktan Saluyu. Lebih dari itu, Aep berharap pupuk organik produksi kelompoknya akan mampu dimanfaatkan untuk anggota petani lain yang tertarik untuk mengiktui pola pertanian ramah lingkungan. “Mudah-mudahan pertanian ramah lingkungan ini semakin diterima kelompok petani lain dan kita bisa mengatasi permasalahan lahan pertanian yang selama ini sudah banyak tercemar bahan kimia,” harapnya.
Produksi pupuk organik oleh Gapoktan Saluyu ini memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah didapat oleh para petani. Selain menggunakan kotoran ternak, bahan baku utama pupuk organik Saluyu juga memanfaatkan batang pohon pisang yang dicacah sebagai bahan baku utama. “Sebanyak 14 petani akan membuat 4 kluster untuk proses fermentasi pupuk,” ujar Ajur Tajrudin, Petugas Penyuluh Lapangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang. Ajur menambahkan, dalam waktu 1 sampai 2 minggu setelah pelatihan, hasil praktik ini akan bisa dimanfaatkan.
Pelatihan produksi pupuk organik ini merupakan bagian dari program CSR PT Pertamina Gas, afiliasi PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk bertajuk Saung Patra di Cilamaya. Selain berdekatan dengan infrastruktur pipa gas Pertagas Operation West Java, implementasi program yang sudah 3 tahun berjalan ini juga menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk ikut membantu kelompok masyarakat menjadi berdaya. “Berangkat dari ironi adanya rawan pangan di wilayah yang merupakan penghasil padi di Cilamaya, kami mencoba mendampingi untuk mencari solusi bersama dengan para petani,” ujar Manager Communication Relations CSR Pertagas, Zainal Abidin. (day/*)