Besuk (wartabromo.com) – Aktivitas galian tanah yang meresahkan warga Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo dihentikan. Selain tak berizin, penutupan itu dilakukan untuk mengindari terjadinya konflik horizontal.
“Jadi sebelum ada izin, tidak boleh ada penambangan di manapun, termasuk di Sindetlami ini, makanya kami hentikan aktivitas penambangannya,” ujar Kapolsek Besuk, AKP. Agus Rachmad Wijaya pada Selasa, 30 Juni.
Kapolsek Besuk menuturkan, penutupan paksa itu dilakukan pada Senin kemarin. Brigpol Sutandi selaku Bhabimkamtimbas dan Sertu Ribut Mujianto selaku Babinsa Desa Sindetlami, mendatangi lokasi, meminta para pekerja untuk menghentikan aktivitasnya.
“Betul kemarin anggota kami dan dari Koramil Besuk bersama aparat desa ke lokasi. Kami berikan pemahaman, bahwa penambangan yang tidak ada izinnya itu tidak boleh. Apalagi ada penolakan dari warga sekitar,” katanya.
Galian tanah uruk tersebut, berlokasi di sawah milik Haji Suel, warga Desa Sumur Dalam, Kecamatan Besuk. Sawah produktif itu, diambil tanahnya dengan kedalaman sekitar 1 meter lebih. Tanah itu dikirim ke Desa Alaskandang untuk dijadikan bahan baku batu bata.
Aktivitas tak berizin itu, dalam proses pengangkutannya melewati jalan desa Sindetlami.
Dikhawatirkan membuat jalan rusak, aktivitasnya menuai protes dari warga Dusun Nangger. Oleh warga, pekerja diingatkan agar menghentikan pekerjaannya sebelum izin lengkap dan ada kesepakatan dengan warga. Tapi upaya persuasif warga malah dijawab pihak penambang dengan sikap arogan.
“Ini kan jalan pemerintah bukan jalan pribadi, jadi mulutnya warga tidak usah ikut-ikut ngatur, kita juga mencari rezeki,” tutur Abdur Razak, tokoh masyarakat, menirukan ucapan salah seorang pekerja galian.
Jawaban arogan itu membuat warga geram. Sehingga pada Sabtu pekan lalu, akses menuju tambang itu ditutup warga, dengan cara menggeletakkan tiang listrik ke badan jalan, sehingga tak bisa dilewati dump truk. Meski begitu, galian itu tetap berlanjut. Truk angkutan kemudian melewati jalan Desa Sindetanyar.
“Aksi warga itu, spontanitas. Sebelumnya pemilik tambang sudah saya arahkan untuk berembuk dengan warga sekitar. Jika ada kerusakan jalan, mereka diminta untuk siap memperbaiki, tetapi gak mau,” kata Kepala Desa Sindetlami Sudaipi. (cho/saw)