Pasuruan (WartaBromo.com)- Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Pasuruan mendalami dugaan konflik kepentingan terkait pengadaan masker oleh HIAS setempat.
Dugaan itu mencuat menyusul munculnya nama Agus Suyanto, anggota DPRD setempat dalam jajaran pengurus Himpunan Asosiasi IKM-UKM (HIAS) Kabupaten Pasuruan itu.
“Soal (dugaan konflik kepentingan) itu masih kami dalami. Karena informasi (yang bersangkutan masuk pengurus) baru masuk tadi,” kata Ketua BK DPRD Kabupaten Pasuruan, A. Sholeh, Kamis (28/05/2020) malam.
Seperti diketahui, BK DPRD Kabupaten Pasuruan tengah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah anggota dewan yang diduga terlibat dalam proyek pembagian masker.
Menurut Sholeh, dari tiga pihak yang dipanggil secara bertahap guna dimintai keterangan, disimpulkan bahwa dugaan keterlibatan tersebut tidak benar.
Ketiga pihak yang dimaksud adalah para anggota dewan namanya muncul dalam list penerima pekerjaan proyek masker, Disperindag-Dinkop, dan pelaku IKM-UKM.
“Sehingga kesimpulan dari rapat anggota BK tadi sore yaitu tidak ada anggota dewan yang terlibat dalam pengadaan masker buat penanganan Covid-19 di Kabupaten Pasuruan,” terang Sholeh.
Di sisi lain, keberadaan nama Agus Suyanto dalam jajaran pengurus HIAS sempat terkonfirmasi dari website HIAS. Akan tetapi, saat kembali dicek pada Kamis (28/05/2020), informasi tersebut sudah dihapus.
Meski begitu, Ketua HIAS, Ridwan yang dikonfirmasi media ini membenarkan status anggota Komisi II DPRD setempat itu sebagai pembina organisasi yang dipimpinnya. “Di HIAS selaku pembina,” katanya via WhatsApp.
Pemeriksaan oleh BK bermula dari ‘proyek’ pengadaan 2,5 juta (belakangan berubah menjadi 2, 4 juta) Pemkab Pasuruan yang akan dibagikan untuk warga.
Dari 1, 5 juta masker milik Disperindag, 1 juta diberikan kepada HIAS sebagai pelaksana kegiatan. Sedangkan yang 500 ribu, dibagi kepada sejumlah pihak yang notabene bukan pelaku IKM-UKM.
Terpisah, Agus Suyanto yang dihubungi WartaBromo.com mengakui dirinya termasuk pembina HIAS. “Tapi, itu jangan dibayangkan seperti pengurus harian begitu,” katanya.
Agus bilang, status sebagai pembina, dalam praktiknya hanya sebatas memberi masukan ketika dibutuhkan. Terlebih lagi, sebelum menjadi anggota dewan, ia sudah lama bergerak di bidang IKM-UKM.
“Dan khusus soal masker ini, saya tidak pernah cawe-cawe, apalagi minta jatah untuk diberikan ke HIAS. Tidak. Saya tidak pernah. Dan pembinanya bukan cuma saya. Ada Dinkop, Disperindag dan Dekranasda juga,” ungkapnya. (asd/ono)