Pasuruan (Wartabromo.com) – Selama bulan suci Ramadan, selain berpuasa Rasullullah SAW menganjurkan umatnya untuk melengkapi ibadah. Mulai dari salat malam, salat tarawih, hingga tadarus Al-Qur’an.
Namun dalam praktiknya, masih banyak kebiasaan yang salah di tengah masyarakat. Salah satunya adalah salat tarawih kilat, yang seakan kian tren.
Ust. Sajumin Zainuddin, Asatidz LDNU Kabupaten Pasuruan, menyayangkan hal tersebut.
“Banyak imam-imam yang melaksanakan salat tarawih dengan begitu cepatnya,” tutur Ust. Sajumin.
Ia menambahkan, antar musala seakan bersaing agar tarawih cepat selesai. Tujuannya tak lain untuk menarik jemaah.
Dijelaskan kemudian, salat tarawih sendiri berasal dari kata ‘Tarowihi’ dalam bahasa Arab yang berarti santai. Itulah mengapa salat tarawih diidentikkan dengan salat santai. Dengan kata lain, salat tersebut dilaksanakan tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.
Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan, para muda menganggap salat tarawih bertempo cepat cocok dengan kepribadian. Namun, bagi yang sudah mulai tua, tentulah hal tersebut tidak disukai.
“Oleh karena itu, ini sedikit arahan, mari para imam-imam kita, salat lah tarawih sesuai namanya, salat santai. jangan terlalu cepat, jangan terlalu lambat. Jadi cocok untuk kaum muda, juga cocok untuk kaum tua,” tutupnya. (bel/ono)