Kraksaan (wartabromo.com) – Rapid tes orang tua bayi positif Covid-19, hasilnya negatif. Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo juga masih menunggu hasil swab.
“Sudah, katanya negatif. Untuk tes yang lain, katanya masih menunggu,” kata Nanang (nama disamarkan), ayah bayi positif Covid-19 asal Kecamatan Dringu kepada wartabromo.com melalui sambungan selularnya pada Selasa, 28 April 2020.
Nanang mengaku heran kenapa anaknya berusia 17 bulan bisa kena Covid-19. Sebab, sehari-hari hanya di rumah saja dalam asuhan ibunya. “Nggak tahu. Saudara atau keluarga yang lain, tidak ada yang keluar kota. Kalau saya sendiri, jualan bakso keliling sekitar desa saja. Paling hanya ke Pasar Dringu untuk selep daging,” tuturnya.
Anaknya, menurut Nanang, sekitar 2 pekan yang lalu, minum es bersama ibunya. Usai itu, penyakit sesak napas yang diderita sejak usia 4 bulan kambuh. Si bayi kemudian dilarikan ke RSU Wonolangan Dringu untuk mendapat perawatan.
Tiga hari kemudian oleh pihak RSU Wonolangan, pasien itu dirujuk ke RSUD Tongas. “Oleh dokter saya ditanya, apakah mau anak saya dipindah ke Tongas. Saya bilang mau. Kemudian pada Rabu sore dipindah ke Tongas,” ungkap pria berusia 41 tahun itu.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Joelijanto membenarkan jika hasil rapid tes keluarga itu, negatif. Meskipun hasil rapid-nya negatif, mereka tetap menjalani swab. Karena pihaknya, menurut Anang, akan mencari dari mana penularannya.
Di mana pasien itu, tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah atau area yang jadi klaster penularan. Belum diketahui apakah penularannya terkait dengan mobilitas orang yang membeli bakso keluarga itu, atau ada faktor lainnya yang menyebabkan balita ini positif Covid-19.
“Karena anak kecil otomatis ada yang menulari, baik dari ayah maupun ibunya. Tapi yang jelas rapid testnya negatif. Kebetulan tadi sudah langsung dilakukan swab, hanya masih menunggu hasilnya,” ujar Anang.
Sebagai antisipasi, empat anggota keluarga balita tersebut, menjalani isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri dilakukan keluarga balita tersebut, sejak masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).
“Keluarga masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya dengan pengawasan ketat aparat desa, kecamatan, dan petugas medis,” tandas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo itu. (cho/saw)