SEJUJURNYA, sekalipun saya belum pernah mengunjungi channel YouTube Bu Ningsih Tinampi. Sampai kemudian, sebuah pesan masuk ke nomor WhatsApp saya.
Belum lama. Baru sekitar tiga harian lalu. Pesan dalam chat yang juga menautkan link membuat saya nekat untuk mengintip isi konten dalam YouTube yang dikelola tim kreatif Bu Ningsih itu.
Dibilang kaget, mungkin tidak. Yang pasti, seketika saya menghela napas panjang. Sampai akhir, saya tonton video berdurasi sekian menit itu. Sambil sesekali garuk-garuk kepala.
Saya tahu, maksud Bu Ningsih mungkin baik. Saya sebut mungkin karena saya sendiri tidak tahu pasti apa motivasi Bu Ningsih itu. Karena secara pribadi, saya bukan melihatnya sebagai sesuatu yang baik, tapi sesat.
Kenapa saya bisa bilang begitu, kurang lebih begini. Di video berdurasi 6 menit 4 detik itu, Bu Ningsih mempromosikan obat Covid-19. Padahal, kita semua tahu, sampai hari tidak ada satupun obat atau antivaksin untuk korona!
Entah, apa yang mendasari Bu Ningsih begitu yakin sudah memiliki obat Covid-19? Padahal, jelas-jelas Bu Ningsih bukan dokter, bukan ahli klinis, bukan pula paramedis.
Sungguh. Saya benar-benar tidak mengerti dengan logika berpikir Bu Ningsih. Di tengah situasi seperti ini, Bu Ningsih berani terang-terangan mengklaim memiliki obat korona. Padahal, saya yakin, produk yang Bu Ningsih promosikan tidak sama sekali melalui uji klinis dan empiris.
“Obat Corona Made in Pandaan”. Begitu Bu Ningsih terang-terangan dan tegas memberi judul konten YouTube yang diunggah pada 5 hari lalu itu. Padahal, tanpa proses dan metodologi yang benar, saya bisa bilang Bu Ningsih telah membuat berita bohong!
Kok bisa? Ya. Bu Ningsih yang baik, Anda ini siapa? Bu Ningsih.. Anda mungkin hebat. Tapi, penyakit klinis, apalagi yang diakibatkan oleh Covid-19 bukan wilayah Anda!!! Anda tidak punya kapasitas apapun untuk berbicara soal obat Covid-19!!!
Jangankan Anda. Organisasi kesehatan kelas dunia macam WHO (world health organization) saja belum menemukan obatnya hingga kini.
Bu Ningsih tahu, berapa total orang di dunia yang meninggal dunia karena virus ini karena belum ditemukan obatnya? 120 ribu lebih dengan angka kasus positif hampir 2 juta kasus!!!
Terus terang, saya sengaja tidak mengambil opsi “jika obat Bu Ningsih benar, coba dikirim ke rumah sakit-sakit” karena saya yakin, yakin seyakin-yakinnya obat yang Bu Ningsih jual itu tidak benar.
Jadi, sekali lagi, Bu Ningsih.. Anda mungkin hebat. Tapi, jangan menyebarkan informasi sesat!
Asad Asnawi