Jakarta (WartaBromo.com) – Lembaga pendidikan diimbau tingkatkan perhatian, cegah sebaran virus corona (corona virus disease/Covid-19). Salah satunya, bersihkan lingkungan sekolah hingga ruangan.
Imbauan itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI), tertuang dalam surat edaran nomor 3 tahun 2O2O tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan.
Edaran yang ditandatangani Nadiem Anwar Makarim pada 9 Maret 2020 tersebut ditujukan kepada kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, perguruan tinggi, tak terkecuali kepala sekolah.
Terdapat 18 poin yang dicatatkan menteri pendidikan, di antaranya memastikan melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan satuan pendidikan secara rutin.
“Khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard) dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan,” penggalan salah satu poin imbauan Mendikbud.
Dilanjutkan dalam kalimat itu, seyogyanya satuan pendidikan memilih petugas yang terampil terkait pembersihan dan menggunakan bahan pembersih yang sesuai.
Selain itu, Nadiem juga mengarahkan satuan pendidikan mengoptimalkan peran usaha kesehatan sekolah (UKS) atau unit layanan kesehatan di perguruan tinggi. Namun, langkah ini dilakukan harus berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat, menangkal penyebaran Covid-19.
Berikut isi surat edaran, upaya cegah virus corona di satuan pendidikan :
- mengoptimalkan peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau unit layanan kesehatan di perguruan tinggi dengan cara berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan setempat dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19;
- berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan/atau Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi setempat untuk mengetahui apakah Dinas Kesehatan telah memiliki semacam rencana atau persiapan dalam menghadapi Covid-19;
- memastikan ketersediaan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tissue) di berbagai lokasi strategis di satuan pendidikan;
- memastikan bahwa warga satuan pendidikan menggunakan sarana CTPS (minimal 20 detik) dan pengering tangan sekali pakai sebagaimana mestinya, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) lainnya;
- memastikan satuan pendidikan melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan satuan pendidikan secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard) dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Gunakan petugas yang trampil menjalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang sesuai untuk keperluan tersebut;
- memonitor absensi (ketidakhadiran) warga satuan pendidikan;
- memberikan izin kepada warga satuan pendidikan yang sakit untuk tidak datang ke satuan pendidikan;
- tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena sakit, serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika ada);
- melaporkan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan/atau Lernbaga Layanan Pendidikan Tinggi jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan dengan pernafasan;
- mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen kepada pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mampu;
- berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan atau Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi jika level ketidakhadiran dianggap sangat menganggu proses belajar-mengajar untuk mendapatkan pertimbangan apakah kegiatan belqjar-mengajar perlu diliburkan sementara;
- satuan pendidikan tidak harus mampu mengidentifikasi Covid- 19. Kementerian Kesehatan yang akan melakukannya, sehingga satuan pendidikan harus melaporkan dugaan Covid-19 kepada Kementerian Kesehatan setempat untuk dilakukan pengujian. Perlu diingat bahwa, mayoritas penyakit terkait dengan pernafasan bukan merupakan Covid-19;
- memastikan makanan yang disediakan di satuan pendidikan merupakan makanan yang sudah dimasak sampai matang;
- mengingatkan seluruh warga satuan pendidikan untuk tidak berbagi makanan, minuman, dan alat musik tiup;
- mengingatkan warga satuan pendidikan untuk menghindari kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan sebagainya);
- menunda kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar satuan pendidikan (berkemah, studi wisata);
- membatasi tamu dari luar satuan pendidikan;
- warga satuan pendidikan dan keluarga yang berpergian ke negara-negara terjangkit yang dipublikasikan World Health Organization (WHO) diminta untuk tidak melakukan pengantaran, penjemputan, dan berada di area satuan pendidikan untuk 14 hari saat kembali ke tanah air.
(ono/ono)