Mayangan (wartabromo.com) – Jalur kereta api (KA) di Pelabuhan Probolinggo bakal diaktifkan lagi. Nilai investasi untuk keperluan itu diestimasi berkisar Rp600 miliar.
Proyek pembangunan/reaktivasi jalur KA dari dan ke Pelabuhan Probolinggo tertuang dalam lampiran Perpres nomor 80/2019.
Perpres itu mengatur tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Kawasan BTS (Bromo Tengger Semeru), dan Kawasan Selingkar Wilis hingga Lintas Selatan.
“Untuk reaktivasi, kewenangan pelaksanaannya ada di Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Kami PT KAI hanya sebagai operator sarana,” ujar Humas Daop IX Jember, Marhendro.
Jalur KA dari Stasiun Probolinggo menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo merupakan jalur lama. Sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Panjang jalurnya sekitar 1,5 kilometer.
Informasi yang diterima wartabromo.com, jalur tersebut sudah tak digunakan sejak tahun 2003. Meski tak dimanfaatkan, rel sepur masih tertanam, mengular tertimbun aspal jalan.
Selain aspal, di atasnya sudah banyak berdiri bangunan milik warga, mulai yang non permanen, maupun yang permanen. Bahkan ada bangunan tempat ibadah. Upaya reaktivasi jalur kereta ini, investasinya mencapai setengah triliun lebih, berkisar Rp600 miliar bersumber dari BUMN.
Sebelum Perpres nomor 80/2019 diundangkan Presiden Joko Widodo pada November 2019, rencana pengaktifan kembali jalur KA Pelabuhan Probolinggo telah bergulir. Pada 2014/2015 lalu misalnya, Dirjen Perkeretaapian pada Kementerian Perhubungan RI, melakukan survei ke lokasi.
Terkait penyebutan sumber dana proyek dari BUMN, dalam lampiran Perpres nomor 80/2019, menurut Marhendro kemungkinan yang dimaksud adalah BUMN lain. “Yang berkaitan dengan Pelabuhan Probolinggo,” tandasnya.
Sebagai informasi, perkembangan arus bongkar muat barang di Pelabuhan Probolinggo cukup signifikan dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Rata-rata kunjungan kapal pada 2016 mencapai 25 kapal per bulan. Pada 2017, jumlah itu meningkat menjadi 36 kapal per bulan atau naik 44%.
Sementara itu, rata-rata volume bongkar muat per bulan pada 2016 sebesar 36.048 ton per meter kubik. Sampai 2017, jumlah itu meningkat 137,7% menjadi 85.686 ton per meter kubik.
Saat ini, Pelabuhan Tanjung Tembaga semakin berkembang, dengan dioperasikannya pelabuhan baru di sebelah barat, oleh badan usaha daerah milik Provinsi Jawa Timur. (saw/saw)