Kraksaan (wartabromo.com) – Konsumsi rokok dan beras menyumbang angka kemiskinan di Kabupaten Probolinggo. BPS pun mengimbau warga untuk mengurangi konsumsi beras dengan cara substitusi (makanan pengganti).
Kepala BPS Kabupaten Probolinggo, Bagus Sunggono juga menyebut garis kemiskinan di Kabupaten Probolinggo terbilang tinggi sejak lama. Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019, garis kemiskinannya tercatat sebesar Rp417 ribu. Dengan 17,76 persen penduduknya memiliki pengeluaran di bawah garis kemiskinan.
Dua faktor dominan yang menyumbang angka kemiskinan adalah konsumsi beras dan rokok/tembakau. Rata-rata konsumsi beras per kapita di Kabupaten Probolinggo sebanyak 7 kg per bulan. Lebih tinggi dari Kabupaten Lumajang (6,92 kg/bulan), Kabupaten Situbondo (6,81 kg/bulan) dan Kabupaten Pasuruan (6,43 kg/bulan). Namun lebih rendah dari Kabupaten Bondowoso yang 7,03 kg per bulan.
“Harga beras di Probolinggo termasuk tinggi di Jatim. Kami memberikan saran (kepada Pemkab Probolinggo, red) untuk memantau harga. Terutama harga kebutuhan pokok. Khususnya beras,” lanjutnya.
Tak hanya memantau harga, BPS juga memberi saran agar pemkab mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Imbauan untuk mengurangi konsumsi beras dengan cara substitusi (makanan pengganti). Jika biasanya mengkonsumsi 2 kilogram beras, maka 1 kilogramnya bisa diganti dengan jagung yang juga mengandung karbohidrat.
“Namun pada kenyataannya, konsumsi beras tetap 2 kilogram, plus 1 kilogram jagung. Jadinya 3 kilogram. Ini bukannya mengurangi tapi menambah pengeluaran. Memang perlu sosialisasi yang masif agar masyarakat terbiasa,” ujar Bagus.
Sedangkan rata-rata konsumsi rokok di Kabupaten Probolinggo sebanyak 42,38 batang per bulan. Lebih tinggi dari Kabupaten Lumajang (33,08 batang/bulan) dan Kota Probolinggo (32,55 batang/bulan). Tetapi lebih rendah dari Kabupaten Bondowoso (61,40 batang/bulan), Kabupaten Situbondo (60,90 batang/bulan) dan Kabupaten Pasuruan (71,56 batang/bulan).
“Tak hanya beras, tingginya konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Probolinggo, juga turut andil terhadap tingginya angka kemiskinan,” tukas Bagus kepada wartabromo.com. (saw/saw)