Pasuruan (WartaBromo.com) – Proses rehab ruang kelas SD Trajeng 2 dituding amburadul. Sorotan tersebut disanggah, karena pengerjaannya sudah sesuai prosedur selain juga selaras dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek.
Terdapat empat ruangan yang direhabilitasi, di antaranya peninggian bangunan beserta pergantian atap. Bangunan tersebut nantinya akan digunakan sebagai ruang kepala sekolah, ruang serbaguna, dan satu untuk ruang belajar.
Kepala sekolah SDN Trajeng 2, Kusmardianto menerangkan, rehab tersebut dilaksanakan secara swakelola dengan anggaran dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2019 senilai Rp312.753.200,- (termasuk pajak).
Sebelumnya diberitakan kayu yang dipakai untuk struktur rangka atap tampak pecah dan retak. Kusmardianto mengungkapkan sebagian kayu yang digunakan memang kayu bekas.
“Tapi masih kuat dan layak. Wong pembangunan ini sudah diinspeksi dari Kemendikbud, inspektorat, dan dinas PUPR,” ujarnya.
Sejak awal perencanaan, pihak sekolah bersama Panitia Pembangunan Sekolah (P2S), fasilitator, dan Dispendikbud telah berembug menghitung dan mengukur seluruh bahan yang diperlukan.
“Kemudian disepakati untuk bahan kayu pakai sistem tambal sulam (bongkaran). Hanya sebagian yang diganti baru, karena banyak kayu lama yang masih bagus,” ujar Kepala Sekolah.
Pelaksana rehab, Hasan juga mengungkapkan, untuk pembangunan kuda-kuda atap, 80% menggunakan kayu bekas. Sisanya kayu baru jenis meranti.
Tapi pada usuk bangunan, disebutnya menggunakan kayu baru dengan volume lebih 70%. Sisanya dipilih kayu recycle dengan kondisi baik. Sementara reng atap menggunakan galvalum.
Mengenai foto kayu retak dan pecah yang beredar, Hasan membantah jika keretakan itu menjadi bukti, bahwa kayu tersebut kualitasnya buruk.
“Itu yang terlihat retak serabut kayunya. Banyak kayu yang kalau dipaku terlihat retak seperti itu,” ujar Hasan.
Selain atap ruangan, pembangunan juga dilakukan pada dinding kelas yang nanti akan dipasang keramik. (tof/ono)