“Curanmor sebenarnya menjadi masalah di semua Polres.”
Laporan : Maya Rahma
TIM Cobra menjadi Primadona penumpas kejahatan di wilayah Tapal Kuda. Tim Satreskrim Polres Lumajang ini dielu-elukan banyak pihak, baik dari daerahnya sendiri, maupun Kota lain seperti Pasuruan dan Probolinggo.
Bahkan di setiap berita yang ditulis wartabromo atau bahkan setiap unggahan di grup-grup Facebook Lumajang, banyak sekali yang meminta kepolisian daerah Pasuruan dan Probolinggo meniru Tim Cobra. Memberantas begal hingga maling sapi yang banyak sekali di wilayahnya.
“Pak tolong dong sampaikan ke Kapolres Pasuruan agar segera mengatasi permasalahan begal seperti di wilayah hukum Lumajang agar masyrakat bisa tenang. Grebek dong kampung maling yang berada di sekitar pedalaman Grati, Umbulan, dll,” kalimat akun Syarif Hidayatullah.
Lantas, bagaimana tanggapan AKBP Arsal Sahban, Kapolres Lumajang yang sekaligus menjadi pelopor hadirnya si Cobra ini?
Arsal memperkirakan, bahwa Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang memiliki tipologi yang sama dalam hal kasus kriminalnya. Salah satunya maraknya begal ini.
“Dari awal saya sudah tentukan 3 fokus Kapolres Lumajang yaitu masalah begal, pencurian sapi dan konflik horizontal masalah tambang pasir,” ungkap Arsal.
Dari sinilah kemudian Tim Cobra dibentuk untuk menangani kasus kriminal khususnya yang berhubungan dengan pencurian motor, begal, dan lain sebagainya.
“Kuncinya di fokus. Setiap fokus ada treadmentnya masing-masing,” katanya.
Setidaknya setiap permasalahan itu semua sudah dipikirkan solusinya. Konflik tambang pasir menjadi salah satu permasalahan yang bisa dibilang hampir rampung. Dengan bekal koordinasi lintas sektoral antara warga, penambang, hingga Pemkab, permasalahan ini sudah menemukan titik terang. Bahkan belakangan bisa dibilang tinggal mengawasi saja supaya tidak ada masalah.
Fokus selanjutnya yakni Begal. Penyelesaiannya dengan Tim Cobra, Satgas Keamanan Desa (SKD), dan operasi motor bodong door to door. Bisa dibilang, baru kali ini ada gerakan cari motor bodong di rumah warga. Alhasil, warga takut untuk membeli motor bodong ini.
“Saya ingin memutus mata rantai pencurian kendaraan bermotor. Kalau tidak ada peminat motor-motor bodong lagi, para pelaku curanmor juga akan berhenti sendirinya untuk curi motor. Dengan aksi kami ini, dapat mempersempit ruang gerak pelaku begal dan pencurian sepeda motor,” terang Arsal.
Lalu beralih ke pencurian sapi. Ada 3 lapis keamanan yang coba diterapkan, yakni program rantai sapi, garasi ternak, dan Satgas Keamanan Desa. Tak main-main, langkah pencarian sapi yang hilang ini cukup bikin warga terharu.
Betapa tidak, Kapolres menerjunkan anjing K9, lalu menyediakan drone hingga penggeledahan sapi se kampung dan Pasar Hewan untuk cari sapi. Meski jelas, kesulitannya cukup membuat pusing, karena yang dicari, sapi tanpa identitas jelas. Ini yang sekarang sedang dipikirkan lebih lanjut oleh Arsal dan Tim.
Meski begitu, Arsal tak mampu berbuat lebih dalam dengan banyaknya laporan dari warga Probolinggo atau Pasuruan ke Tim Cobra soal pencurian. Bantuan yang bisa Tim Cobra berikan, sebatas jika misal barang yang dicuri dari luar daerah ini ditemukan di Lumajang.
“Curanmor sebenarnya menjadi masalah di semua Polres. Harus ada terobosan dari produsen kendaraan supaya tidak mudah dicuri,” ujarnya beberapa waktu lalu saat salah satu warga Pasuruan sambat pikapnya dicuri.
Meski begitu, Kapolres mengucapkan terimakasih kepada semua warga karena terus memberikan support secara langsung maupun tak langsung. Ini membuat Tim Cobra lebih bersemangat lagi memberantas kejahatan di wilayah hukum Lumajang, terlebih jika bisa berimbas ke kota tetangga.