Probolinggo (wartabromo.com) – Pagelaran Eksotika Bromo di lautan pasir Kasiah Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo dilakukan ketiga kalinya. Pertunjukan seni budaya jelang Yadnya Kasada ini pun diganjar penghargaan sebagai Top 30 Events, Calendar of Event Wonderful 2018 dari Kementerian Pariwisata (kemenpar) dan Markplus Center for Tourism and Hospitality.
Piagam penghargaan itu diserahkan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar RI, Gusti Ngurah Putra kepada Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari disela-sela event eksotika Bromo, Sabtu (13/7/2019). Sebelumnya, pagelaran Eksotika Bromo hanya mampu masuk dalam 100 besar kalender even yang sama.
“Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang telah mendukung penuh ini. Eksotika Bromo tahun ini terselenggara untuk yang ketiga kalinya dan pada April 2019, Eksotika Bromo meraih penghargaan dari Kemenpar dan Markplus Center for Tourism and Hospitality. Sebagai Top 30 Events, Calendar of Event Wonderful 2018,” ungkap Bupati Tantri dengan bangga.
Tantri menuturkan sebagai even seni budaya yang masih berusia muda, diharapkan tetap konsisten dalam pelaksanaannya. Mempunyai karakter, memberi penguatan dan semangat baru bagi eksistensi, jati diri dan karakter hidup masyarakat Suku Tengger. Sehingga senantiasa berkembang dan menjadi gelaran rutin yang mampu menarik jumlah wisatawan ke Bromo.
“Eksotika Bromo, penghargaan sepenuhnya bagi alam dan manusia. Semoga ke depannya semakin lebih baik. Sehingga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar. Baik dampak ekonomi maupun bagi perkembangan seni budaya masyarakatnya,” tandas Bupati Probolinggo 2 periode ini.
Eksotika Bromo sendiri digelar tiap tahun, menjelang peringatan Yadnya Kasada. Tahun ini, Eksotika Bromo digelar Sabtu-Minggu (13-14/2019). Acara digelar mulai jam 14.00 sampai 18.00 WIB di lautan pasir Kasiah. Ada kesenian tradisional masyarakat sekitar yang ditampilkan, yakni Sendratari Kolosal Kidung Tengger yang mengangkat kisah legenda Joko Seger-Roro Anteng.
Juga ada berbagai seni budaya nusantara ditampilkan di dalamnya. Seperti Selenceng Negere asal Probolinggo, Singo Ulung Bondowoso, Reog Sardulo Joyo Ukun Malang, Reog Kendang Tulungagung, Musik Sape dari Kalimantan Timur, Reog Ponorogo, Jaranan Tengger, Tarian Ritus Menyongsong Hujan oleh Sanggar Ande-Ande Lumut. (saw/saw)