Pasuruan (wartabromo.com) – Kantor DPC PDIP Kota Pasuruan diklaim merupakan milik Luluk Mauludiyah, mantan Ketua Cabang PDIP Kota Pasuruan. Pudjo Basuki, suami Luluk pun mengungkap sejarah berdirinya kantor yang terletak di Jalan K.H Mansyur, Sekargadung, Kota Pasuruan itu.
Pudjo Basuki menepis dugaan bahwa kantor DPC PDIP dibangun menggunakan anggaran partai. Secara tegas ia menyampaikan, lahan sekaligus bangunan kantor partai berlogo banteng moncong putih tersebut murni dari kocek pribadinya.
Didampingi sang istri, Luluk. Pria tiga anak inipun mengungkap sejarah berdirinya kantor tersebut. Semula, kantor DPC PDIP Kota Pasuruan berdiri di sekitar RSUD Dr. Soedarsono Kota Pasuruan sebelum bertempat di lokasi kantor saat ini. Sayangnya, pria yang juga dipanggil Bledug itu, tak ingat pasti kapan tepatnya kantor tersebut pindah.
“Kantor kami yang di Purut itu dibakar, dampak pelengseran Gus Dur kala itu,” terang Pudjo saat ditemui di kediaman pribadinya, Selasa (9/7/2019).
Usai hangus terbakar, mantan Wakil Wali Kota Pasuruan periode 2005-2010 itupun menawarkan lahan kosong miliknya untuk dijadikan kantor kesekretariatan. Tak sampai di situ, lantaran minimnya dana yang dikantongi partai, sumbangan datang dari banyak pihak. Termasuk Taufik Kemas sebesar Rp50 Juta.
“Saya kebetulan punya lahan kosong yang relatif luas, kita mau bangun tapi tidak ada dana. Maka disumbang oleh Taufik Kemas Rp50 juta,” ungkapnya.
Diungkap Pudjo, selain sumbangan Taufik Kemas, banyak pihak pula yang ikut menyumbang baik dari internal partai maupun eksternal. Mereka merasa empati karena kantor sengaja dibakar.
“Jika ada yang tanya apakah alokasi anggaran menggunakan uang partai? Tidak sama sekali,” tegas Pudjo.
Pudjo mengungkapkan, bahkan untuk biaya tukang bangunan juga berasal dari kocek pribadi Pudjo. Itulah, Pudjo dan Luluk sama sekali tak rela jika kantor dengan gedung dominasi warna merah menyala itu dipakai untuk aktivitas partai pada periode mendatang.
Pasalnya, Raharto Teno Prasetyo yang kini didapuk sebagai Ketua DPC PDIP Periode 2019-2024 itu dikatakan tak pantas menjabat sebagai ketua.
Baca: Klaim Lahan, Luluk Rebut Kantor DPC PDIP untuk Posko ProMeg
“Pak Pranoto pakai kantor itu tidak masalah, karena Pranoto juga bagian dari kami yang sama-sama ikut berjuang, sedangkan yang ini (Teno) siapa dia? Keanggotaan saja tidak jelas,” pungkas Pudjo bernada pedas.
Baca: Luluk Siap Tempuh Jalur Hukum, Jika Teno Tetap Jadi Ketua DPC PDIP
Sekadar diketahui, Pudjo Basuki boleh dibilang sebagai dedengkot partai banteng di Kota Pasuruan. Cukup lama dipercaya menjadi ketua cabang, Bledug juga sempat didaulat menjadi Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur. (ptr/ono)