Santri Pondok Rehabilitasi Metal Hilang Diculik, Ini Sejarah Unik Pondok Metal di Rejoso

199

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pondok Pesantren Metal Moeslim Al Hidayat di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, kini menjadi sorotan publik. Kali ini bukan karena metode rehabilitasi uniknya, melainkan kasus dugaan penculikan salah satu santrinya, Sulaiman (19), oleh sekelompok pria tak dikenal, Senin (20/4/2025) malam.

Kejadian ini membuat kebanyakan orang bertanya-tanya soal seperti apa Pondok Metal itu. Berikut selengkapnya dilansir dari berbagai sumber:

Di balik citra keras yang tersemat pada namanya, Pondok Pesantren (Ponpes) Metal Moeslim Al Hidayat di Desa Rejoso Lor, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, justru menyimpan kisah inspiratif tentang rehabilitasi, penerimaan, dan dakwah penuh cinta.

Dikenal luas sebagai “Pondok Metal”, pesantren ini menjadi tempat berlindung bagi mereka yang kerap dipinggirkan masyarakat—mulai dari orang dengan gangguan jiwa, korban narkoba, hingga perempuan hamil di luar nikah.

Pondok Pesantren Metal Moeslim Al-Hidayah di Pasuruan didirikan pada tahun 1992. Pondokm ini didirikan dan diasuh oleh almarhum KH. Abu Bakar Kholil, seorang kiai nyentrik yang memiliki visi besar dalam menyelamatkan akhlak umat.

Nama “Metal” di sini bukan merujuk pada musik cadas, melainkan singkatan dari MEnghafal/MEmbaca TuLisan Al-Qur’an. Filosofi ini tercermin dalam sistem pendidikan yang menekankan pembacaan Al-Qur’an secara tartil (teratur dan benar).

Simbol Tiga Jari, Iman, Islam, Ihsan

Di depan gerbang pesantren, berdiri sebuah patung beton bercat merah menyala bertuliskan “Metal Muslim” dengan simbol salam tiga jari—lambang pesantren yang merepresentasikan Iman, Islam, dan Ihsan.

Pesan visual ini langsung memberikan kesan kuat akan semangat dakwah dan perubahan yang diusung pondok ini.

Fasilitas dan Penataan Wilayah

Dengan luas mencapai sekitar 9,5 hektare, area pondok dibangun secara bertahap sejak tahun 1999. KH. Abu Bakar Kholil membeli lahan sawah di wilayah Pedukuhan Nambangan-Rejoso Lor untuk menampung jumlah santri yang terus bertambah.

Di dalam kompleks pondok, berdiri bangunan-bangunan berbentuk seragam menyerupai bungalow—rumah 10 x 6 meter lengkap dengan teras, kamar mandi, dan ruang istirahat.

Penempatan santri dilakukan secara terpisah, yakni santri laki-laki di sisi kanan, perempuan di bagian belakang, sementara orang dengan gangguan jiwa berada di sisi kiri pondok. Halaman tengah dibiarkan kosong, memberi kesan lapang dan terbuka.

Pesantren Rehabilitasi dengan Sentuhan Unik

Pondok Metal dijuluki sebagian orang sebagai “pondoknya orang rusak”. Julukan ini bukan tanpa alasan, sebab mayoritas santrinya adalah individu dengan latar belakang kehidupan kelam.

Namun, bukan berarti semua santri di sini bermasalah. Ada pula yang memang ingin belajar agama dengan pendekatan berbeda. Uniknya, Kiai Bakar tidak menerapkan aturan ketat seperti di pesantren tradisional lainnya.

Santri putra dibebaskan merokok, berambut panjang, mengenakan kaos, atau bercelana jins. Namun, satu aturan yang tak boleh dilanggar: shalat berjamaah lima waktu adalah wajib.

Terapi Binatang dari Harimau hingga Kera

Keunikan lain dari Pondok Metal adalah cara penyembuhan santrinya. KH. Abu Bakar Kholil dikenal gemar memelihara binatang buas, seperti harimau sumatera, kera, buaya, ular, dan berbagai jenis burung. Hewan-hewan ini bukan sekadar koleksi, tapi digunakan sebagai media terapi bagi para santri.

Ada kisah menarik tentang seorang pasien gangguan jiwa yang tak mau bicara. Ketika dijilati kera, ia tiba-tiba berteriak dan mulai berbicara, memudahkan proses pemulihannya.

Cara serupa dilakukan pada pasien yang enggan mandi atau sulit diatur: mereka ditunjukkan harimau atau buaya. Ketakutan tersebut menumbuhkan sikap patuh yang perlahan menjadi kebiasaan positif.

Meski kini KH. Abu Bakar Kholil telah wafat, warisan dan semangat perjuangannya tetap hidup. Rumah beliau yang berada di sisi kanan pintu masuk masih menjadi tempat berlalu-lalang anak-anak yatim piatu yang diasuh di sana.

Ponpes Metal bukan sekadar tempat mengaji, tetapi rumah bagi jiwa-jiwa yang tersesat untuk kembali menemukan cahaya. (jun)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.