Pasuruan (WartaBromo.com) – Bulan Syawal sering kali menjadi pilihan utama bagi banyak pasangan Muslim untuk melangsungkan pernikahan. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah di bulan Ramadan, Syawal datang membawa nuansa kebahagiaan, kemenangan, dan semangat baru.
Gaun nikah under 500 ribu beli di sini.
Tak hanya karena suasananya yang penuh suka cita, tetapi juga karena bulan ini memiliki nilai historis dan religius tersendiri dalam Islam. Lalu, apa sebenarnya alasan di balik tradisi menikah di bulan Syawal?
Yuk, simak penjelasannya!
1. Sunnah Rasulullah SAW
Rasulullah Muhammad SAW menikahi Sayyidah Aisyah RA pada bulan Syawal. Ini menjadi dasar utama mengapa umat Islam menganggap bulan Syawal sebagai waktu yang baik untuk menikah.
Dalam hadits riwayat Muslim, Aisyah RA berkata:
“Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal dan membangun rumah tangga denganku juga di bulan Syawal. Maka, istri-istri Nabi mana pun yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (HR. Muslim)
2. Menghapus Takhayul Zaman Jahiliyah
Pada masa jahiliyah, orang-orang Arab menganggap bulan Syawal sebagai bulan sial untuk menikah. Rasulullah SAW justru membalikkan stigma ini dengan menikah di bulan tersebut.
Jadi, menikah di bulan Syawal sekaligus menjadi bentuk pelurusan terhadap mitos kuno.
3. Momen Pasca-Ramadan
Setelah melewati Ramadan yang penuh ibadah, kedekatan spiritual, dan penyucian diri—Syawal menjadi momen yang tepat untuk memulai lembaran baru, termasuk pernikahan.
4. Tepat dengan Momentum Silaturahmi
Syawal identik dengan lebaran dan silaturahmi keluarga besar, sehingga jika menikah di bulan ini, akan lebih mudah mengumpulkan keluarga dan kerabat, serta suasananya pun lebih hangat dan penuh kebahagiaan.
Jadi, bisa dibilang menikah di bulan Syawal itu tidak hanya berpahala karena mengikuti sunnah, tapi juga penuh berkah dan nilai simbolik yang kuat. Bolo sendiri kepikiran buat nikah di bulan Syawal juga? (jun)