Pasuruan (WartaBromo.com) – Petik Laut merupakan tradisi sakral yang masih lestari hingga kini di berbagai daerah pesisir Indonesia, salah satunya di Lekok, Pasuruan. Tradisi ini menjadi wujud nyata dari rasa syukur atas hasil tangkapan yang melimpah.
Tidak hanya itu, tradisi ini juga sebagai bentuk permohonan akan keselamatan dan rezeki di masa mendatang. Tradisi Petik Laut biasanya dilaksanakan setiap tahun dan diikuti oleh seluruh warga desa pesisir.
Lantas, apa saja yang dilakukan saat petik laut?
1. Membuat Sesaji
Persiapan utama dalam tradisi Petik Laut adalah membuat sesaji. Sesaji ini berisi hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, serta kepala kambing atau sapi. Sesaji tersebut menjadi simbol rasa syukur masyarakat atas segala berkah alam yang telah mereka terima.
2. Mengarak Sesaji
Setelah sesaji selesai disiapkan, sesaji diarak menuju pelabuhan atau lokasi pelarungan. Prosesi ini biasanya diiringi dengan musik tradisional dan atraksi budaya lainnya, menciptakan suasana meriah sekaligus sakral.
3. Melarungkan Sesaji
Puncak acara adalah melarungkan sesaji ke laut. Ritual ini dilakukan dari bibir pantai atau perahu, dengan harapan sesaji tersebut akan diterima oleh penghuni laut sebagai simbol permohonan perlindungan dan berkah untuk nelayan.
4. Menjunjung Tinggi Nilai Budaya
Petik Laut bukan sekadar ritual, tetapi juga sarana untuk melestarikan nilai budaya leluhur. Masyarakat terus menjaga warisan ini agar tidak hilang ditelan zaman, menjadikannya bagian dari identitas lokal yang kuat.
5. Menjalin Silaturahmi
Selain aspek spiritual, Petik Laut juga menjadi momen untuk menjalin silaturahmi antarwarga. Kegiatan seperti bakti sosial, pasar rakyat, hingga pertunjukan hiburan digelar untuk menyatukan seluruh lapisan masyarakat.
6. Menyambut Tamu
Acara ini juga menjadi ajang penyambutan tamu, baik dari daerah sekitar maupun wisatawan. Para tamu disambut dengan pakaian adat dan suguhan hasil bumi, mencerminkan keramahan masyarakat pesisir.
7. Menjunjung Tinggi Nilai Kekeluargaan
Dalam pelaksanaannya, Petik Laut melibatkan semua warga secara gotong-royong. Tak peduli usia maupun status sosial, semua orang berperan aktif, menandakan kuatnya nilai kekeluargaan dan semangat kebersamaan. (jun)