Sound Horeg Bikin Warga Resah, Polisi Imbau Tak Digunakan untuk Bangunkan Sahur

76

Probolinggo (WartaBromo.com) – Tradisi membangunkan sahur di bulan Ramadan seharusnya menjadi bagian dari semangat kebersamaan. Namun, di Kota Probolinggo, kegiatan ini justru menimbulkan keresahan lantaran penggunaan sound horeg berkeliling yang kerap membisingkan malam.

“Kaca rumahku pecah, biasanya lewat antara pukul dua hingga tiga dinihari. Sangat mengganggu, apalagi ada tetangga yang punya anak bayi, harusnya istirahat malah terbangun dan nangis menjerit,” kata Gogon, warga Mayangan.

Polres Probolinggo Kota akhirnya turun tangan. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan sound system berdaya besar atau sound horeg sebagai alat membangunkan sahur. Langkah ini diambil menyusul banyaknya keluhan warga yang merasa terganggu.

“Keluhan masyarakat terus berdatangan. Mereka merasa suara sound horeg yang keras dan menggelegar justru merusak suasana malam Ramadan. Bukan membangunkan sahur, malah membuat orang marah,” ujar Plt. Kasihumas Polres Probolinggo Kota, Iptu Zainullah, Senin (24/03/2025).

Zainullah menjelaskan bahwa pihaknya secara rutin telah melakukan penertiban di sejumlah titik, seperti di Simpang Lima Mayangan dan Bundaran Gladser. Bahkan, beberapa warga yang masih nekat memakai sound horeg sudah diminta menandatangani surat pernyataan.

“Awalnya kami hanya menegur secara humanis. Tapi karena tidak ada efek jera, sekarang kita catat identitas mereka dan minta buat surat pernyataan. Ini bentuk komitmen kami menjaga kenyamanan selama Ramadan,” lanjutnya.

Selain itu, patroli sahur juga terus digelar setiap malam selama Ramadan. Polres bekerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan suasana ibadah di bulan suci tetap tenang dan kondusif.

Pihak kepolisian juga mengajak masyarakat untuk mengganti kebiasaan membangunkan sahur dengan kegiatan yang lebih positif, seperti tadarus di masjid atau musholla.

“Mari kita ramaikan masjid. Tadarusan sambil menunggu sahur jauh lebih bermanfaat dan menciptakan suasana Ramadan yang khusyuk,” pungkas Iptu Zainullah.

Penggunaan sound system berlebihan, selain mengganggu ketertiban umum, juga berpotensi memicu konflik di masyarakat. Suara keras di tengah malam, apalagi di lingkungan padat penduduk, bisa berdampak besar terhadap kenyamanan warga, termasuk anak-anak dan lansia.

Sebagai pengingat, semangat Ramadan seharusnya dirayakan dengan damai dan penuh kebaikan. Jangan sampai niat baik malah berubah jadi sumber masalah. (lai/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.