Ummu al-Idzam dan Syair Pengundang Hujan, Sebuah Kisah Penuh Keajaiban

20

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pada tahun 973 H, di sebuah wilayah yang disebut Mikhlâf as-Sulaymâni, saat ini merupakan daerah di Provinsi Jazan, Arab Saudi, telah mengalami kekeringan dan kegersangan yang begitu dahsyat. Masyarakatnya semakin kesulitan untuk mendapatkan air dan makanan.

Saking sulitnya, akhirnya masyarakat mikhlaf as-Sulaymani membakar tulang-tulang binatang yang tersisa untuk dimakan sehingga bisa mempertahankan hidup. Berdasarkan itu, pada tahun tersebut disebut dengan tahun Ummu al-‘Idzâm, yang artinya ibu tulang.

Melihat kondisi tersebut dan belum ada tanda-tanda turun hujan, seorang ulama yang menjabat sebagai Al-Qadli, yang bernama Muhammad bin Ali bin Umar adl-Dlamadi, keluar bersama kaumnya untuk kembali menunaikan Salat Istisqa’.

Kali ini, setelah salat, ulama tersebut bersyair secara irtijâl, improvisasi, di hadapan jamaahnya.

Baca selengkapnya di nupasuruan.or.id.

*Berita ini dipublikasikan kerjasama antara wartabromo dengan LTN PCNU Pasuruan.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.