AKI dan AKB di Probolinggo Masih Tinggi, Akses Jalan Buruk Jadi Sorotan

9

Probolinggo (WartaBromo.com) – Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo masih tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Jawa Timur. Salah satu penyebab yang disorot adalah buruknya akses infrastruktur menuju fasilitas kesehatan.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Timur 2023, Kabupaten Probolinggo berada di peringkat ketiga tertinggi untuk angka kematian bayi dengan 239 kasus. Di atasnya, Kabupaten Jember mencatat 345 kasus dan Kabupaten Malang 324 kasus.

Sementara untuk AKI, terdapat 23 kasus dari 16.708 kelahiran, menempatkan Probolinggo di peringkat ke-6 se-Jawa Timur.

Meski mayoritas ibu melahirkan di fasilitas kesehatan, nyatanya belum semua proses persalinan terjadi di tempat yang ideal. Dari 17.204 persalinan pada 2023, sebanyak 669 di antaranya dilakukan di luar fasilitas kesehatan, termasuk di rumah bidan praktik mandiri dan bahkan dukun beranak.

Beberapa puskesmas masih mencatat cakupan persalinan di fasilitas kesehatan di bawah rata-rata kabupaten. Puskesmas Sukapura misalnya, hanya mencatat 73,88 persen. Disusul oleh Puskesmas Sumber dan Lumbang yang juga berada di bawah angka ideal.

Masalah infrastruktur jalan menjadi sorotan dalam riset yang dilakukan oleh Tim Kesehatan Universitas Nurul Jadid (Unuja) Probolinggo. Penelitian dilakukan di 24 kecamatan dan mengungkap keterkaitan antara kondisi jalan dan tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Hasil riset itu disosialisasikan pada Selasa (11/3/2025) oleh Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Probolinggo, di Balai Desa Jatisari, Kecamatan Kuripan—salah satu daerah dengan kasus AKI dan AKB tinggi.

Ketua PC Muslimat NU, Nurayati, menyebut bahwa jalan tanah dan beton yang belum memadai di beberapa kecamatan menghambat akses masyarakat menuju layanan kesehatan.

“Buruknya kondisi jalan membuat evakuasi darurat sulit dilakukan, memperlambat penanganan medis, dan menambah beban ekonomi keluarga,” jelas pada Senin (17/3/2025).

Nurayati juga menambahkan bahwa kondisi ini berdampak langsung pada keselamatan ibu hamil dan bayi.

Melalui riset tersebut, tim peneliti dan Muslimat NU mengusulkan beberapa solusi. Di antaranya: perbaikan kualitas jalan sesuai kelasnya, penyediaan sarana transportasi khusus untuk daerah terpencil, hingga peningkatan edukasi terkait pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi.

Nurayati berharap hasil riset ini bisa menjadi rujukan dalam penyusunan kebijakan pemerintah daerah untuk menekan AKI dan AKB. “Kami mendorong adanya angkutan khusus bagi ibu hamil di wilayah pelosok, agar mereka bisa lebih mudah menjangkau fasilitas kesehatan,” tegasnya.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga sosial, upaya menurunkan AKI dan AKB di Probolinggo diharapkan bisa lebih efektif dan berkelanjutan. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.