Probolinggo (WartaBromo.com) – Kabupaten Probolinggo kini memiliki pemimpin baru. Dr. Mohammad Haris atau Gus Haris resmi menjabat sebagai Bupati Probolinggo ke-37, didampingi Wakil Bupati Fahmi AHZ atau Ra Fahmi. Pasangan dengan latar belakang pesantren ini diharapkan mampu membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Probolinggo.
Kabupaten Probolinggo sendiri akan memperingati hari jadinya yang ke-279 pada 18 April mendatang. Sejak pertama kali dipimpin oleh Kiai Djoyolelono pada 1746, wilayah ini telah dipimpin oleh 36 bupati.
Kini, Gus Haris, sosok yang berasal dari Pesantren Zainul Hasan Genggong, resmi melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari lalu.
Sebagai pasangan pemimpin hasil Pilkada langsung, Gus Haris dan Ra Fahmi menjadi duet ketiga yang dipilih langsung oleh rakyat Kabupaten Probolinggo. Ra Fahmi sendiri berasal dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton.
Dengan latar belakang pesantren yang kuat, keduanya diharapkan dapat membawa kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebijaksanaan.
Sejarah Panjang Kepemimpinan di Probolinggo
Sejak era Kiai Djoyolelono, Kabupaten Probolinggo telah melalui berbagai fase kepemimpinan. Dalam 278 tahun terakhir, jabatan bupati telah dipegang oleh berbagai tokoh, termasuk HA Timbul Prihanjoko dan Ugas Irwanto sebelum Gus Haris.
Timbul, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati, naik menjadi bupati setelah bupati sebelumnya tersandung masalah hukum. Ugas Irwanto, yang menjabat sebagai Sekda diangkat menjadi Penjabat Bupati, juga menjadi bagian dari transisi kepemimpinan di Probolinggo.
Kabupaten Probolinggo, dengan jumlah penduduk mencapai 1,15 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2020, telah melewati berbagai perubahan dalam sejarah kepemimpinannya.
Setiap tahun, peringatan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakapro) selalu ditandai dengan ziarah ke makam Kiai Djoyolelono di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Tisnonegaran, Kota Probolinggo. Tradisi ini menjadi bagian dari penghormatan terhadap sejarah panjang kepemimpinan di daerah ini.
Era Pilkada Langsung dan Harapan Baru
Kabupaten Probolinggo mulai menerapkan sistem Pilkada langsung sejak 2008. Saat itu, pasangan Hasan Aminuddin dan Salim Quraisy terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati pertama dari hasil pemilihan langsung.
Selanjutnya, pada Pilkada 2013 dan 2018, pasangan Puput Tantriana Sari dan HA Timbul Prihanjoko berhasil memenangkan dua periode kepemimpinan, menjabat selama 10 tahun. Kini, dalam Pilkada 2024, giliran Gus Haris dan Ra Fahmi yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin.
Dengan dukungan dari Partai Gerindra, PKB, Golkar, PPP, dan PKS, pasangan ini berhasil meraih kemenangan mutlak. Kepemimpinan mereka diharapkan mampu membawa Kabupaten Probolinggo menuju kemajuan yang lebih baik, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai religius dan kearifan lokal.
Pada acara serah terima jabatan yang digelar di Gedung DPRD Probolinggo pada Senin, 3 Maret 2025, Gus Haris menyampaikan berbagai hal penting mengenai tantangan yang dihadapi Kabupaten Probolinggo, salah satunya adalah angka kemiskinan yang masih tinggi.
“Kemiskinan bukan sekadar angka, ini adalah kenyataan yang dihadapi oleh banyak warga kita setiap hari. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk bertindak. Percepatan dalam membuka akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja sangat penting,” ujar Gus Haris dengan penuh semangat.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Kabupaten Probolinggo adalah rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo saat ini masih berada di angka 70,85, lebih rendah dibandingkan rata-rata provinsi dan nasional. Rata-rata lama sekolah yang hanya 6,32 tahun menjadi perhatian utama.
Gus Haris menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi utama untuk kemajuan daerah. “Setiap anak di Probolinggo harus mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas,” tegasnya.
Selain itu, Gus Haris juga menyoroti pembangunan infrastruktur yang masih tertinggal. Indeks Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Probolinggo berada di angka 65,86, yang menunjukkan banyaknya jalan rusak, irigasi yang belum optimal, serta fasilitas publik yang memerlukan perbaikan.
Oleh karena itu, dalam 100 hari pertama kerjanya, Gus Haris dan Ra Fahmi sudah menyiapkan berbagai program unggulan yang akan segera direalisasikan, termasuk dalam bidang pemerintahan, infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan sosial.
Mengulang sejarah 278 tahun lalu, ketika Kabupaten Probolinggo pertama kali dipimpin oleh seorang kiai, kini Gus Haris dan Ra Fahmi siap menjalankan amanah rakyat dengan semangat baru.
Apakah kepemimpinan berbasis pesantren ini mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat Probolinggo? Waktu yang akan menjawab. (saw)