Demam Babi Afrika di Tosari Makin Ganas, Babi Mati Tembus 170 Ekor

0

Tosari (WartaBromo.com) – Wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, terus meluas. Hingga saat ini, jumlah babi yang mati mencapai 170 ekor.

“Data kami per minggu kemarin di Desa Sedaeng sudah 150 ekor, di Desa Wonokitri 20 ekor yang mati,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah, Selasa (4/3/2025).

Menurut Alfiah, ASF merupakan virus yang sangat berbahaya bagi babi, dengan tingkat kematian tinggi. Ia mengungkap, jumlah kematian babi akibat wabah ini melonjak drastis dalam waktu singkat.

“Info yang kami dapat dari masyarakat itu awalnya ada babi di daerah Malang. Terus di bawa ke Tosari, jadi memang cepat banget penularan virus tersebut,” ungkapnya.

ASF adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Meski tidak berbahaya bagi manusia, virus ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak akibat tingkat kematiannya yang tinggi.

“Kami mengimbau peternak untuk memisahkan babi yang sakit atau menunjukkan gejala aneh dari babi yang sehat. Segera laporkan ke petugas kesehatan hewan terdekat jika menemukan kasus serupa,” imbuhnya.

Pihaknya juga menekankan pentingnya pengelolaan limbah dan vektor pembawa virus di tingkat kandang.

“Penanganan limbah dan vektor (caplak) di tingkat kandang harus diupayakan, bahkan swill feeding harus dimasak terlebih dahulu untuk membunuh virus. Hal sederhana yang bisa dilakukan peternak adalah menggunakan pemutih pakaian sebagai bahan desinfektan. Ini langkah penting untuk mengurangi risiko penularan,” jelasnya.

Guna menekan angka kematian yang terus bertambah, Dinas Peternakan telah mengeluarkan sejumlah imbauan kepada para peternak. Langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan meliputi penerapan biosekuriti yang ketat, manajemen peternakan yang baik, pengawasan lalu lintas babi, isolasi bagi babi yang sakit, serta penyemprotan desinfektan secara rutin di kandang.

Diketahui, kasus kematian massal ini pertama kali dilaporkan pada awal Februari 2025, dengan jumlah awal babi mati mencapai lebih dari 70 ekor. Tim dari Dinas Peternakan pun diterjunkan ke lokasi untuk mengambil sampel darah babi guna diuji di laboratorium.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh ASF, penyakit yang hingga kini belum memiliki vaksin maupun pengobatan efektif.

Bahkan, kematian ratusan babi tersebut membuat warga merugi hingga ratusan juta rupiah. (don/asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.