Yu Markonah istri Cak Sueb, telah mengenakan semua gelang emas dan mempersiapkan mukenah warna-warni agar nampak modis saat tarawih di musalla. Tak mengapa tarawih beberapa rekaat saja, yang penting para tetangga sudah tahu jika istri penjual kopi juga tak kalah dengan istri ASN
Oleh Abdur Rozaq
Ada yang menampar ketika Mahmud Wicaksono membersihkan debu pada mushaf Al Qur’an. Kitab sucinya itu hanya ia baca setahun sekali, saat bulan Ramadhan begini. Kitab yang ia pelajari bertahun-tahun sejak kecil di surau itu, kalah dengan HP yang hampir tiap saat ia buka. Al Qur’an yang merupakan tuntunan hidup, pemberi syafaat di hari kiamat dan penerang alam kubur, seakan tak lebih penting dari media sosial. Mahmud Wicaksono tahu jika HP dengan berbagai media sosial yang ia instal, hanya berisi sampah, berita bohong, ujaran kebencian, berita korupsi, konten adu domba, film biru, pengumuman nomor togel yang keluar, komentar saling hujat, postingan orang kalah pilpres, pertengkaran politisi dan antar sekte agama, malah ia pantau 24 jam penuh. Bahkan ke WC pun, Mahmud Wicaksono membawa HP. Itu sudah berlangsung belasan tahun sejak Mahmud Wicaksono mampu mengkredit HP bekas. Setelah ia bisa membobol sandi wifi tetangga, tidur pun tukang cukur itu ditemani HP. Kini ia telah berusia 40 tahun lebih, selain belum kaya, ia juga belum juga bisa lepas dari penjajahan konten-konten sampah dari internet. Karena masih waras, kenyataan itu membuat dadanya sesak. Alangkah sia-sianya hidup, bathin Mahmud Wicaksono.
Di rumah lain, Wak Takrip kebingungan mencari kopyah dan sajadahnya yang hanya dipakainya setahun sekali. Kopyah hitam yang sudah usang dan berwarna merah mirip bulu garangan, raib entah kemana. Kopyah itu memang semacam kostum tahunan yang hanya dikenakannya beberapa kali setahun. Saat hari raya, maulidan dan bulan puasa begini. Di usianya yang hampir kepala enam, Wak Takrip hanya beberapa ratus kali naik ke masjid. Sebagian besar durasi usianya, ia habiskan di warung kopi, di kandang kambing atau di ladang saat ngarit. Demikianlah gambaran spiritualitas umat Nabi Muhammad di kampung itu. Untungnya mereka tidak hidup di zaman Nabi-nabi terdahulu, jadi tidak diadzab meski beragama secara musiman begitu.
Sedangkan Yu Markonah istri Cak Sueb, telah mengenakan semua gelang emas dan mempersiapkan mukenah warna-warni agar nampak modis saat tarawih di musalla. Tak mengapa tarawih beberapa rekaat saja, yang penting para tetangga sudah tahu jika istri penjual kopi juga tak kalah dengan istri ASN atau istri anggota LSM. Sama-sama glowing, sama-sama berkerincingan saat takbiratul ihram karena saking banyaknya gelang keroncong di lengannya. Dengan tarawih, Yu Markonah ingin menunjukkan betapa negaranya ini begitu kaya dan sanggup mensejahterakan rakyat, meski para maling mengkorupsi dalam jumlah tak main-main.
Sedangkan Gus Karimun, setiap kali bulan Ramadhan begini, biasanya prei tak nyangkruk di warung kopi. Selain fokus mengajar kitab kuning di pesantrennya, kiai muda itu berasyik-masyuk dengan Gusti Allah. Setahun penuh ia lebih banyak menemani para santri embongan seperti Wak Takrip dan kawan-kawannya. Ramadhan begini, rehat sementara. Ngopi sesekali, lalu gas pol sholat sunnah, beristighfar dan membaca apa saja mentirakati umat dan bangsanya. Keadaan makin gawat, negaranya makin gelap gempita, para penguasa makin beringas dengan ego dan agenda golongannya sendiri, jika kiai muda itu santai-santai saja, jangan-jangan adzab jebol. Kasihan umat dan rakyat kecil yang tak tahu apa-apa. Kasihan para kasta sudra seperti Mahmud Wicaksono, jika tidak dimintakan kelancaran rejekinya. Sebab menurut selentingan, sarjana tukang cukur itu sudah beberapa kali berencana ke gunung kawi karena saking putus asanya. Gus Karimun bahkan, memohonkan keselamatan Cak Paijo LSM meski kerjanya hanya merecoki tambang ilegal, pelaku korupsi kecil-kecilan dan belum juga insyaf untuk mencintai istri temannya.
Selain Gus Karimun, sepertinya umat Kanjeng Nabi Muhammad di kampung itu tak ada yang tirakat khusus saat bulan Ramadhan begini. Untungnya, Ramadhan adalah bulan obral ampunan, dan Gusti Allah Maha Belas Kasih. Bulan penuh ampunan ini secara otomatis membersihkan karat spiritualitas. Beberapa orang, alhamdulillah beristghfar sebanyak mungkin, melekan di warung kopi hingga sahur seraya bertafakkur, dan berpuasa ala kadarnya . Maksudnya, ya berpuasa ya tetap ngerasani dan meramal togel sekaligus misuhi maling timah dan pengoplos bensin pertamak di ibukota sana. Ya puasa, tapi tetap melotot ketika janda bohai lewat depan warung. Ya puasa, tapi tetap maiduh pemerintah yang belum juga berani menembak kepala para maling uang rakyat yang tetap cengengesan meski telah mengenakan rompi khas maling warna oranye. Meski begitu, jika beruntung menjumpai lailatul qadar dan puasanya mendapat dispensasi dari Gusti Allah, saat Idul Fitri mereka akan kembali suci dari dosa. Kurang enak bagaimana menjadi umat Kanjeng Nabi Muhammad? Bahkan andai seharian penuh Mahmud Wicaksono tidur di lapak rambutnya karena tak ada pelanggan, para malaikat, tetumbuhan dan berbagai binatang akan membaca istighfar agar ia diampuni Gusti Allah.
Selamat datang Ramadhan, bulan seribu balap liar, bisik Mahmud Wicaksono dalam hati. Anak-anak ingusan yang tak peduli bagaimana bapaknya membayar angsuran motor dan tak peduli jika bensin pertamak dioplos dengan pertalite, turut menyemarakkan Ramadhan dengan geber-geber motor di jalan kampung yang sudah mulus karena dibangun dengan utang luar negeri. Alangkah bersemangatnya mereka menyemarakkan suasana Ramadhan dengan saling lempar petasan hingga tawuran, balap liar seraya kebal-kebul udut siang hari dan bermesum ria dengan para gendakan masing-masing.
Selamat datang Ramadhan, bulan seribu pura-pura. Buka bersama dan berburu takjil menjadi tren semua orang, meski tak semua umat Kanjeng Nabi berpuasa. Selamat datang Ramadhan, bulan mengecat rumah, memasang keramik dan korden baru bukan hanya demi sekedar memuliakan tamu, tapi dalam rangka pamer juga. Selamat datang Ramadhan, bulan mengkredit mobil dan motor baru agar terlihat mewah saat ngelencer kelak. Selamat datang Ramadhan, bulan ngabuburit bersama pacar resmi, pacar sewaan bahkan selingkuhan.
*Penulis, youtuber dan ahli pijat refleksi
**Hanya fiksi semata. Kesamaat nama dan peristiwa hanya kebetulan