Rembang (WartaBromo.com) – Setelah kerap dijanjikan dan menunggu tanpa kepastian, warga Dusun Sembon Utara, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, akhirnya mengambil langkah sendiri untuk memperbaiki jembatan bambu yang menjadi satu-satunya penghubung antara dusun mereka dan Dusun Tengah.
Warga kini melakukan aksi penggalangan donasi dan sumbangan sukarela dari siapa pun yang melintasi jembatan bambu tersebut, dengan harapan bisa segera membangun jembatan permanen.
Basuni, salah satu warga yang aktif dalam aksi ini, menjelaskan bahwa penarikan sumbangan tersebut bertujuan untuk memperbaiki jembatan yang sudah rapuh dan berbahaya.
“Penarikan sumbangan ini kami lakukan untuk perbaikan jembatan. Target kami bisa terkumpul Rp 150 juta untuk membangun jembatan permanen,” ujarnya.
Jembatan bambu yang ada saat ini sudah beberapa kali diperbaiki secara swadaya oleh warga, namun kondisinya tetap rentan dan tidak layak, terlebih untuk dilalui oleh anak-anak sekolah dan warga lainnya setiap hari.
Kholis, warga lainnya yang juga terlibat dalam aksi ini, menambahkan bahwa dengan adanya open donasi ini, mereka berharap ada dermawan atau donatur yang tergerak untuk membantu merealisasikan pembangunan jembatan.
“Dengan adanya open donasi ini, kami berharap ada donatur yang mau membantu kami untuk merealisasikan jembatan yang sudah terbengkalai selama 5 tahun ini,” ungkapnya dengan harapan besar.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi jembatan bambu di Dusun Sembon Utara Desa Kedungbanteng Kecamatan Rembang sudah sangat memprihatinkan. Jembatan yang dulunya terbuat dari beton ini rusak akibat banjir besar lima tahun lalu. Alih-alih mendapatkan perbaikan yang layak, warga harus mengandalkan jembatan darurat yang dibangun dari bambu dan kayu, yang terus mengalami kerusakan dan hanya diperbaiki dari hasil swadaya masyarakat.
Jembatan tersebut menjadi jalur utama bagi anak-anak yang bersekolah dan mengaji di Dusun Tengah, sehingga setiap hari mereka terpaksa menyeberangi jembatan rapuh ini dengan penuh ketakutan.
Minimnya penerangan di malam hari semakin meningkatkan risiko kecelakaan, namun hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah desa untuk melakukan perbaikan.
Pihak desa sebelumnya telah memberikan klarifikasi mengenai tertundanya perbaikan jembatan ini. Pj Kepala Desa Kedungbanteng menyatakan bahwa sebenarnya sudah ada rencana untuk mengalokasikan anggaran desa untuk perbaikan jembatan, namun lantaran adanya prioritas lain, pembangunan tersebut urung dilakukan.
Pihak desa berencana untuk memasukkan perbaikan jembatan dalam anggaran tahun 2025, dengan target pembangunan pada tahun 2026. (yog)