Probolinggo (WartaBromo.com) – Sejumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo mengalami kerusakan akibat bencana alam yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sebanyak 16 sekolah terdampak, bahkan ada siswa yang harus dievakuasi ke rumah komite sekolah agar tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
Kerusakan yang terjadi di setiap sekolah beragam, mulai dari atap sekolah yang roboh tertimpa pohon, halaman sekolah tergenang air, pagar sekolah ambruk, hingga akses jalan menuju sekolah terputus akibat longsor.
Meski demikian, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indaryati, memastikan bahwa tidak ada gedung sekolah yang runtuh akibat bencana ini.
“Alhamdulillah, tidak ada bangunan sekolah yang sampai ambruk. Namun, ada beberapa sekolah yang mengalami kerusakan cukup serius, seperti atap ruang kelas dan drainase yang jebol,” ujarnya.
Salah satu dampak paling parah terjadi di SDN Karangren 2, Kecamatan Krejengan. Jembatan penghubung di Dusun Gilih, Kecamatan Seboro yang menjadi akses utama siswa menuju sekolah putus. Sehingga mereka terpaksa dievakuasi ke rumah salah satu komite sekolah.
Sebanyak 14 siswa SD dan satu siswa TK kini belajar di ruangan yang cukup luas di rumah tersebut. “Kami juga menugaskan guru piket untuk mendampingi mereka agar kegiatan belajar tetap berjalan dengan baik,” kata Sri Agus.
Belum Ada Perbaikan, Dinas Masih Inventarisasi Kerusakan
Hingga saat ini, langkah perbaikan belum dilakukan karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo masih dalam tahap inventarisasi data.
“Tim kami masih mendata sekolah-sekolah yang terdampak. Jika kerusakan tergolong ringan, bisa diperbaiki dengan dana BOS. Namun, jika lebih parah, kami akan ajukan nota dinas ke BPBD agar bisa mendapatkan dana darurat,” jelas Sri Agus.
Dari 16 sekolah yang terdampak, di Kecamatan Kraksaan terdapat 2 sekolah, Kecamatan Krejengan 5 sekolah, Kecamatan Gading 5 sekolah, Kecamatan Banyuanyar 2 sekolah, dan Kecamatan Pajarakan 2 sekolah.
Beberapa sekolah mengalami dampak cukup serius. Misalnya, di SDN Sentulan, Kecamatan Banyuanyar, atap ruang kelas roboh tertimpa pohon tumbang.
Sementara itu, di SDN Wangkal IV, Kecamatan Gading, akses jalan menuju sekolah putus sehingga siswa dan guru harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh.
Selain itu, beberapa sekolah mengalami genangan air akibat sistem drainase yang buruk. Seperti yang terjadi di SDN Prasi, halaman sekolah tergenang air karena saluran pembuangan yang tidak memadai.
Dukungan untuk Siswa dan Upaya Pemulihan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berjanji akan terus memantau kondisi sekolah yang terdampak bencana dan memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Selain itu, mereka juga berencana memberikan bantuan logistik untuk siswa yang terdampak, terutama bagi yang harus belajar di lokasi darurat.
“Kami ingin memastikan para siswa tetap bisa belajar dengan nyaman meski dalam kondisi sulit. Selain itu, kami juga mengupayakan agar jembatan darurat segera dibangun agar siswa SDN Karangren 2 bisa kembali bersekolah seperti biasa,” pungkasnya.
Di sisi lain, meskipun Dinas Pendidikan sudah menganggarkan perbaikan untuk 34 sekolah di Kabupaten Probolinggo, dana tersebut tidak mencakup sekolah yang rusak akibat bencana ini. Oleh karena itu, pihak dinas masih mencari solusi terbaik untuk menangani kerusakan yang terjadi. (saw)