Cegah Kebocoran PAD dari Lereng Bromo, Kadispora Probolinggo Nginap 4 Hari

42

Sukapura (WartaBromo.com) – Pemerintah Kabupaten Probolinggo mematok Pendapatan Asli Daerah (PAD) tinggi dari kawasan wisata Lereng Bromo. Dari target Rp 3 miliar pada 2024, kali ini dinaikkan menjadi Rp 5 miliar.

Guna mencegah potensi kebocoran, sejumlah langkah strategis dilakukan. Antara lain, memindah pos retribusi dari Dusun Cemoro Lawang Desa Ngadisari, ke Pendopo Agung Desa Ngadisari.

Kepala Dinas Pariwisata, Heri Mulyadi mengatakan, pihaknya sampai menginap selama empat hari berturut-turut. Pada momen libur panjang Isra Mikraj sampai Imlek 2025.

“Kami melakukan penataan dan penertiban loket kawasan bromo, karena kami tidak ingin ada kebocoran, kami coba maksimalkan pemeriksaan Tiket masuk kawasan bromo,” kata dia, Senin (27/1/2025) melalui pesan singkat.

Pemeriksaan di loket retribusi itu, guna memaksimalkan retribusi. “Sebab kadang ada oknum sopir yang nakal juga. Bawa tamu enam bilangnya lima, kadang empat. Kami periksa beneran dengan senter, baru ketahuan,” lanjutnya.

Tindakan semacam itu, yang membuat PAD bocor. Dengan penertiban semacam itu, diharapkan penghasilan untuk pemkab semakin maksimal. Sebab nantinya, PAD itu juga bakal kembali ke rakyat.

Sebagai informasi, target PAD Kabupaten Probolinggo tahun 2024, dari sektor Bromo adalah Rp 3 Miliar, sudah tercapai sebanyak Rp 3,6 miliar. Sedangkan pada 2025, target itu naik menjadi Rp 5 miliar.

“Sehingga kami harus bekerja ekstra untuk bisa mencapai target tersebut. Sebab nantinya PAD juga akan kembali pada rakyat, dengan pembangunan dan pemerataan lainnya,” kata mantan Camat Dringu ini.

Disinggung soal imbas pemeriksaan itu, yang mengakibatkan antrian panjang jip wisata, Heri bilang jika itu wajar. Sebab terjadi lonjakan wisatawan pada libur panjang kali ini.

“Wajar ya, karena bukan hanya di pintu masuk Probolinggo saja. Tetapi di pintu masuk lainnya juga sama,” tandasnya.

Sementara itu, Rudi Hartono, salah satu sopir jip wisata mengatakan, pihaknya berharap letak tiket retribusi di Ngadisari dikaji ulang.

“Kami bersama paguyuban mengajukan agar loket itu di Desa Sapikerep atau Sukapura. Sebab banyak kan wisatawan yang tidak masuk ke Bromo, tetapi hanya menikmati sekitar Sukapura saja,” jelasnya.

Hal itu, jika dikaitkan dengan target PAD, justru bisa menunjang lebih banyak. Mengingat banyak resto dan hotel yang menawarkan suasana indah Lereng Bromo. Wisatawan yang datang pun, kini sudah banyak yang beralih kebiasaan.

Tadinya datang ke Bromo untuk menikmati secara penuh, dengan adanya akses tol dan kendaraan yang tersedia, wisatawan terkadang hanya datang mampir ke kawasan wisata ini.

“Selain itu, kami sebagai penyedia jasa wisata juga lebih aman, karena berkaitan dengan asuransi,” tutupnya. (lai/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.