Macan Tutul, Predator Terbesar Pulau Jawa yang Tertangkap Kamera di TNBTS

65

Probolinggo (WartaBromo.com) – Keberadaan Macan Tutul, predator terbesar yang tersisa di Pulau Jawa, kembali menjadi sorotan. Satwa langka ini berhasil tertangkap kamera jebakan (camera trap) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Pemasangan camera trap bagian dari penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertajuk Java Wide Leopard Survey (JWLS). Penelitian ini dimulai sejak Februari 2024 untuk mengidentifikasi populasi dan habitat Macan Tutul Jawa di alam liar.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa Macan Tutul adalah predator terbesar yang tersisa di Pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa pada 1980-an. “Macan Tutul menjadi predator terbesar yang tersisa di Pulau Jawa setelah Harimau Jawa dinyatakan punah,” tegas Rudijanta, Jumat (24/1/2025).

Kekhasan Macan Tutul Jawa
Macan Tutul Jawa merupakan salah satu dari sembilan subspesies yang ada di Afrika dan Asia, tetapi hanya ditemukan di Pulau Jawa. Jenis ini berbeda dengan macan yang ditemukan di Sumatera dan Kalimantan, seperti Macan Dahan. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari pola totol dan bentuk fisiknya yang khas.

Menurut penelitian, habitat Macan Tutul di Pulau Jawa semakin terbatas. Salah satu populasi yang tersisa berada di kawasan TNBTS. “Identifikasi para pegiat konservasi menunjukkan bahwa Macan Tutul dapat ditemukan di 21 lokasi zona konservasi maupun di luar kawasan tersebut,” ungkap Rudijanta.


Metode Penelitian: Camera Trap dan Analisis Habitat
Untuk memastikan keberadaan Macan Tutul di TNBTS, Balai Besar TNBTS bekerja sama dengan Yayasan Sintas, memasang 40 unit camera trap di lokasi-lokasi strategis dengan luasan area 4 kilometer persegi per titik. Proses penelitian ini berlangsung selama empat bulan.

“Pemasangan dilakukan di titik-titik potensial habitat Macan Tutul berdasarkan jejak kaki dan cakaran yang sebelumnya diidentifikasi. Namun, detail lokasi sengaja dirahasiakan demi keamanan satwa tersebut,” jelas Rudijanta.

Dari hasil rekaman camera trap, dua ekor satwa yang diduga Macan Tutul sempat terekam kamera pada Desember 2024. Namun, kepastian mengenai identitas satwa tersebut masih menunggu proses analisa mendalam oleh tim penelitian.

“Analisa ini memakan waktu panjang, karena banyaknya data yang harus diproses. Kami akan memastikan lebih lanjut mengenai populasi dan status Macan Tutul di kawasan ini. Masyarakat perlu bersabar menunggu hasilnya,” ujar Rudijanta.

Keberadaan Macan Tutul Jawa menjadi simbol penting ekosistem di Pulau Jawa, sekaligus pengingat akan pentingnya upaya pelestarian satwa liar langka agar tidak mengikuti jejak Harimau Jawa yang telah punah. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.