Probolinggo (WartaBromo.com) – Hutan lebat di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi rumah bagi Elang Jawa, satwa endemik Pulau Jawa yang kini semakin langka. Dalam unggahan terbarunya, TNBTS memastikan keberadaan burung pemangsa ini masih terjaga.
“Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dianggap sebagai simbol nasional yang menginspirasi maskot Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia tercinta,” tulis pengelola TNBTS, Selasa (21/1/2025).
Burung pemangsa ini memang dikenal akan penampilan gagahnya, ditambah jambul khas di kepalanya yang membuatnya terlihat begitu megah, menyerupai Garuda.
Tidak heran, Elang Jawa menjadi simbol penting dalam ekosistem alam Pulau Jawa sekaligus ikon yang menggugah semangat konservasi.
“Dengan keindahan dan perannya di alam, Elang Jawa adalah satwa yang patut kita jaga. Semoga mereka terus lestari di alam liar,” imbuh pihak TNBTS.
Menelusuri Jejak Keluarga Bartels, Penemu Elang Jawa
Elang jawa pertama kali diidentifikasi oleh keluarga Bartels, peneliti asal Jerman, yang memiliki peran besar dalam mencatat keanekaragaman hayati Pulau Jawa. Selain Elang Jawa, keluarga Bartels juga menemukan 21 spesies lain, termasuk beberapa burung, kelelawar, dan tikus, yang tujuh di antaranya masih tercatat dalam Red List IUCN.
Sejarah mereka bermula dari Max Eduard Gottlieb Bartels, ornitholog kelahiran Bielefeld, Jerman, pada 24 Januari 1871. Ia pindah ke Pulau Jawa pada tahun 1895 untuk menghindari wajib militer di Jerman. Kecintaannya pada alam mendorongnya meneliti dan mengoleksi spesimen satwa, termasuk burung langka seperti Elang Jawa.
Bartels menetap di Sukabumi, tepatnya di Perkebunan Teh Pangrango, yang kini menjadi lokasi Pusat Konservasi Elang Jawa Cimungkad, Sukabumi. Ketekunan Bartels menghasilkan berbagai temuan yang kini menjadi bagian penting dalam sejarah konservasi.
Tidak hanya Max Bartels, keluarganya juga memberikan kontribusi signifikan. Istrinya, Angeline, adalah seorang pelukis yang karya-karyanya dipajang di National Museum of Natural History di Leiden. Tiga anak mereka pun melanjutkan warisan keluarga sebagai ilmuwan dan pencinta alam.
Kini, kontribusi keluarga Bartels masih dihargai, baik melalui nama-nama latin spesies yang mereka temukan maupun upaya konservasi yang terus berkembang di bawah naungan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Dengan usaha konservasi yang terus digencarkan, harapan akan keberlanjutan hidup Elang Jawa tetap tinggi. Menjaga kelestarian satwa endemik ini berarti turut melestarikan warisan alam Indonesia untuk generasi mendatang. Salam konservasi! (saw)