Pasuruan (WartaBromo.com) – Suasana liburan Natal dan Tahun Baru di Desa Baledono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, terasa lebih meriah. Warga Tengger di lereng Gunung Bromo menghidupkan kembali permainan tradisional “kitiran”, permainan sederhana berbahan bambu yang memanfaatkan hembusan angin kencang.
Kitiran, yang berbentuk baling-baling, menjadi hiburan favorit masyarakat dari berbagai usia. Mulai dari anak-anak hingga orang tua terlihat antusias memainkan permainan ini, memanfaatkan angin besar yang biasa bertiup di penghujung tahun.
“Seru, enak lebih senang bermain kitiran ini, daripada bermain hp,” ujar Daka, salah seorang anak yang tengah asyik bermain, Jumat (27/12/2024).
Dengan latar pemandangan khas Gunung Bromo yang sejuk, puluhan anak-anak dan orang dewasa berkumpul, tertawa, dan berbagi keceriaan. Permainan tradisional ini tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk mempererat kebersamaan warga desa.
Samsuri (45), salah satu orang tua di Desa Baledono, mengaku gembira melihat anak-anak lebih memilih bermain di luar rumah ketimbang menghabiskan waktu di depan layar.
“Permainan kitiran ini bukan hanya hiburan, tapi juga pelajaran untuk melstarikan budaya kita. Anak-anak jadi lebih kreatif dan tidak kecanduan hp,” ujarnya.
Permainan kitiran biasanya dimainkan pagi atau sore hari, saat angin bertiup cukup kencang. Selain menjadi hiburan khas, permainan ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga tradisi lokal di tengah arus modernisasi.
“Permainan ini mengajarkan kami untuk selalu menghargai apa yang ada di sekitar kita. Sesuatu yang sederhana tapi bisa membawa bahagia,” tambah Samsuri. (don)