Seharusnya Aku Benar, Tapi Mengapa Aku Merasa Bersalah?

121

“Sudah siap, Nara?” Suara ibuku membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk. “Iya, Bu. Aku siap.”

Namun, saat aku berjalan menuju pelaminan, ada sesuatu yang mengguncang hatiku. Bukan keraguan atas Reza, tapi rasa bersalah pada Arya. Seharusnya aku bahagia, kan? Aku telah memilih jalan yang benar. Lalu, mengapa ada sesak di dada ini?

Mungkin karena aku tahu, di sudut lain kota, ada seorang pria yang diam-diam mencintaiku dalam sunyi. Seorang pria yang, meski tak bisa bersamaku, tetap ada di sana, menungguku meski ia tahu aku tak akan pernah kembali.

Hari itu, aku menikah. Tapi di antara senyum dan tawa, aku bertanya pada diriku sendiri: Seharusnya aku benar, tapi mengapa aku merasa bersalah?

Kamu adalah seseorang yang pernah dilubuk hati paling dalam. Tak ada yang mampu menembus dinding yang kubangun untukmu. Namun hari ini aku lelah, maka izinkan aku bahagia.

*Penulis tinggal di Kota Pasuruan

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.