Kecewa! Kisah Zahra Atlet Tenis Meja MTs Miftahul Falah yang Gagal Bertanding di Porseni Antar KKM: Digantikan Diam – diam

32
Zahra Aisyatul Auliah, Atlet Tenis meja Tunggal Putri asal MTs Miftahul Falah Capang,

Purwodadi (WartaBromo.com) – Kekecewaan mendalam dirasakan oleh Zahra Aisyatul Auliah, siswa kelas VIII MTs Miftahul Falah Capang, setelah harapannya untuk bertanding di ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) MTs antar KKM tingkat Kabupaten Pasuruan kandas. Meski dinyatakan lolos sebagai juara 2 pada seleksi tingkat KKM, Zahra tidak mendapatkan kesempatan bertanding di cabang tenis meja tunggal putri.

Zahra, yang awalnya penuh semangat setelah diumumkan menjadi salah satu perwakilan KKM MTsN 4, harus menerima kenyataan pahit saat tiba di GOR Tenis Meja TB Jaya Pandaan. Harapannya untuk berkompetisi pupus, ketika ia menyadari bahwa peserta yang bertanding bukanlah dirinya, melainkan peserta lain yang menyerobot dan diduga dari KKM yang sama.

Sejak awal, Zahra sudah menunjukkan dedikasi dan persiapan yang matang. Meskipun ia hanya menempati posisi kedua pada seleksi sebelumnya, namun panitia Porseni memberikan kesempatan kepada juara 1 dan 2 untuk bertanding di tingkat kabupaten. Zahra berlatih keras setiap hari untuk meningkatkan kemampuannya.

“Dia sangat giat berlatih sebelum pertandingan, bahkan di sekolah ia selalu menyempatkan latihan tambahan. Di lokasi pertandingan pun dia sempat melakukan pemanasan,” cerita salah seorang guru pendampingnya pada wartabromo.com

Namun, apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Setelah menunggu lama di lokasi sejak pagi, Zahra tak pernah dipanggil ke arena. Rasa cemas mulai menyelimuti dirinya dan guru-gurunya. Hingga akhirnya terungkap bahwa yang bertanding adalah peserta juara 3 dari KKM yang sama, sementara Zahra sama sekali tidak dimainkan.

Padahal, Zahra saat itu sudah bersiap penuh. Ia bahkan meminjam seragam olahraga milik temannya karena seragamnya sendiri masih basah. Semangatnya begitu tinggi dengan harapan bisa memberikan yang terbaik untuk sekolahnya sirna.

Meski begitu, Zahra berusaha menutupi rasa kecewanya. Sejumlah guru dari MTs Miftahul Falah Capang yang juga mendampingi cabang olahraga lain, mencoba menghiburnya. Mereka tahu betapa besar kekecewaan yang dirasakan Zahra.

Di perjalanan pulang, Zahra masih berusaha tersenyum meski hatinya hancur. Saat tiba di rumah, ia bahkan harus menghadapi pertanyaan dari orang tuanya dan tetangganya yang menantikan kabar baik.

“Dapat juara berapa?” tanya sang ayah, seperti ditirukan oleh guru pendampingnya.

Zahra hanya bisa tersenyum, menahan rasa kecewa. Ia tahu, tidak mudah menjelaskan situasi yang terjadi, terlebih kepada keluarga yang sudah menaruh harapan besar padanya. (yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.