Probolinggo (WartaBromo.com) – Krisis air bersih kembali menghantui warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo pun mendesak dibangunnya desalinasi air asin menjadi tawar sebagai solusi permanen.
Persoalan ini bukan kali pertama terjadi. Masalah serupa pernah terjadi pada akhir 2022 hingga awal 2023. Sebanyak 3.200 kepala keluarga di desa tersebut terpaksa mengandalkan bantuan air bersih atau membeli air untuk kebutuhan sehari-hari.
Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Wahid Nurrahman, menegaskan pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ini. Salah satu solusi adalah pembangunan fasilitas pengolahan air dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Teknologi ini mampu mengubah air asin menjadi air tawar yang layak dikonsumsi.
“Kita harus memanfaatkan teknologi ini. Bantuan air bersih hanya solusi sementara. Pemerintah harus segera mengkaji penerapan SWRO melalui APBD atau APBN,” ujar Wahid pada Kamis (5/12/2024).
Wahid juga menyatakan akan menyampaikan ide ini kepada Pemkab Probolinggo. Solusi permanen yang sama juga akan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa.
“Saya akan menyampaikan ini kepada Ibu Khofifah dan juga Pemkab Probolinggo, karena kolaborasi antara provinsi dan kabupaten sangat diperlukan,” jelas politisi Partai Golkar tersebut.
Menurut Wahid, kebutuhan utama warga adalah bak penampungan air dengan kapasitas besar yang dilengkapi dengan teknologi SWRO. Air tawar yang dihasilkan dapat didistribusikan langsung ke rumah-rumah warga.
Kepala Desa Gili Ketapang, Badrul Munir, mendukung penuh usulan pembangunan fasilitas desalinasi tersebut. Ia berharap solusi ini dapat menjadi langkah jangka panjang untuk mengatasi krisis air di desanya.
“Kami ingin solusi yang berkelanjutan, bukan sekadar bantuan air. Dengan desalinasi, kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi secara mandiri,” ujar Munir.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Gili Ketapang telah dibangun sejak 2009 oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Air bersih di pulau ini dipasok dari mata air Ronggojalu di Kecamatan Tegalsiwalan. SPAM tersebut memiliki kapasitas 35 liter per detik (lpd), dari Dusun Mandaran, Desa/Kecamatan Dringu disambungkan ke Gili Ketapang.
Melalui pipa bawah laut sepanjang 2 km, 15 lpd disalurkan ke Gili Ketapang dan ditampung dalam menara air berkapasitas 200 m³. Air ini kemudian didistribusikan ke 2.034 pelanggan PDAM yang tercatat pada 2023.
Pembangunan SPAM tersebut menghabiskan anggaran Rp 11 miliar, terdiri dari Rp 7 miliar dana APBN untuk instalasi pipa bawah laut dan menara air. Serta Rp 4 miliar dana APBD Kabupaten Probolinggo untuk instalasi pipa daratan dan distribusi air. (saw)