Probolinggo (WartaBromo.com) – Krisis air bersih yang melanda warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, sangat memprihatinkan. Untuk memperbaiki kerusakan ini, pemerintah setempat menghabiskan biaya besar yang mencapai lebih dari Rp 100 juta per hari.
Pj Bupati Probolinggo, Utas Irwanto, mengungkapkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan sangat signifikan.
“Kami sudah menyewa kapal khusus dengan biaya Rp 35 juta per hari, dan tim penyelam dengan biaya Rp 62 juta per hari. Belum lagi biaya sewa kapal-kapal lain yang digunakan dalam proses ini,” jelasnya, Rabu (4/12/2024).
Dengan demikian, total pengeluaran untuk perbaikan ini lebih dari Rp 100 juta per hari. “Kami berharap hasilnya bisa maksimal dan perbaikan segera selesai,” sebut mantan Kepala Bakesbangpol itu.
Ugas, sapaan akrab Pj Bupati, memastikan bahwa proses perbaikan pipa PDAM akan segera rampung, dan air bersih akan kembali mengalir ke warga Gili Ketapang.
Namun, ia juga menekankan pentingnya kondisi cuaca dan arus laut yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan.
“Meskipun hari ini cuaca terlihat tenang, kondisi arus bawah laut bisa berbeda, yang berpotensi menghambat proses perbaikan,” tambahnya.
Jika tidak ada kendala, air bersih diharapkan segera mengalir kembali, meskipun awalnya mungkin akan tercampur dengan air laut.
“Namun, rasa asin pada air tersebut akan berangsur hilang setelah satu hingga dua jam aliran,” tandas Ugas.
Krisis ini bermula pada akhir November lalu ketika pipa PDAM terputus akibat terkena jangkar kapal. Akibatnya, pasokan air bersih yang mengalir dari daratan terganggu.
Menyebabkan warga Gili Ketapang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti memasak, minum, dan mencuci. Sebagai solusi sementara, bantuan air bersih pun dikirimkan ke pulau tersebut.
Krisis ini menjadi peringatan penting mengenai perlunya infrastruktur yang lebih memadai untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.
Kerusakan pada pipa PDAM yang terputus akibat tersangkut jangkar kapal, menyebabkan gangguan serius dalam pasokan air bersih ke 3.200 Kepala Keluarga (KK) di pulau tersebut.
Warga Gili Ketapang kini hanya bisa berharap perbaikan yang dilakukan akan segera membuahkan hasil, agar mereka tidak lagi terjebak dalam masalah kekurangan air bersih setiap tahunnya. (saw)