Probolinggo (WartaBromo.com) – Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar bagi Kota Probolinggo, terutama dalam upaya meraih penghargaan Adipura.
Mengingat komponen pengelolaan sampah menyumbang 75 persen dalam penilaian Adipura, Pemkot Probolinggo menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendapatkan arahan strategis.
Pada Kamis (28/11/2024), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo mengadakan diskusi virtual bertema Optimalisasi Penanganan dan Pengurangan Sampah di ruang Command Center Kantor Wali Kota.
Acara ini dihadiri oleh Pj. Wali Kota Probolinggo M. Taufik Kurniawan, Plh. Sekda Kota Probolinggo Wawan Soegyantono, Kepala DLH Retno Wandansari, dan narasumber dari KLHK, Vir Katrin.
Dalam sambutannya, M. Taufik menyoroti persoalan sampah yang semakin kompleks, termasuk dampaknya dari program pemberian makanan bergizi.
“Kami membutuhkan arahan dan trik pengelolaan sampah dari KLHK agar Kota Probolinggo dapat lebih baik dan kembali meraih Adipura,” ujar Taufik.
DLH Kota Probolinggo telah melakukan berbagai langkah seperti penggunaan komposter, biopori, bank sampah, maggot, TPS 3R, serta pengomposan. Namun, menurut Kepala DLH Retno Wandansari, dukungan KLHK sangat diperlukan untuk memperkuat langkah tersebut.
“Kami juga ingin mendapatkan informasi terkait program 100 hari Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq, seperti penanganan sampah, penyelesaian Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (IPPLH), serta pengelolaan desa berbasis iklim,” jelas Retno.
Vir Katrin dari Direktorat PSLB3 KLHK menjelaskan pentingnya inovasi dalam penanganan sampah. Ia mengungkapkan bahwa Menteri Hanif Faisol Nurofiq telah mengubah penilaian Adipura, di mana komponen pengelolaan sampah meningkat dari 30% menjadi 75%.
“Optimalisasi pengolahan sampah harus dimulai dari sumbernya, dengan mengurangi produk sekali pakai, menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle), serta memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata Vir Katrin.
Ia juga menekankan perlunya pengolahan sampah yang ramah lingkungan, seperti daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dan mendorong ekonomi sirkular.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia pendidikan, menjadi kunci keberhasilan pengurangan sampah.
Dengan masukan dari KLHK, Pemkot Probolinggo berharap dapat memperkuat komitmen dalam menciptakan kota yang berkelanjutan dan meraih kembali penghargaan Adipura. (saw)