Antara Retorika Zulmi-Rasit vs Program Konkret Gus Haris-Ra Fahmi dalam Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan

0

Probolinggo (WartaBromo.com) – Debat publik ketiga calon Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Probolinggo pada Minggu (17/11/2024), menghadirkan 2 pasangan calon dengan pendekatan berbeda dalam tema “Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.”

Pasangan nomor urut 1, Zulmi Noor Hasani dan Abd Rasit, tampil dengan retorika kebangsaan. Sementara pasangan nomor urut 2, dr. Mohammad Haris dan Fahmi AHZ, lebih menekankan program konkret untuk memperkuat persatuan dan keberagaman di Kabupaten Probolinggo.

Cawabup 1, Rasit mendapat giliran pertama menjawab pertanyaan dari panelis. Dalam penjelasannya, Abd. Rasit menekankan pentingnya saling menghargai perbedaan, menaati peraturan, serta tidak melupakan sejarah. Termasuk Sumpah Pemuda dan semangat persatuan ala Gajah Mada.

Tanpa peran Mahapatih Majapahit itu, dunia tidak akan dapat dinikmati sebelum negara atau nusantara bersatu. “Maka dari itu untuk teman-teman jangan lupa, coblos nomor satu,” ujarnya.

Pasangan nomor urut 2, dr. Mohammad Haris (Gus Haris) dan Fahmi AHZ, menilai jawaban Abd. Rasit lebih sebagai pengingat sejarah ketimbang program konkret.

“Jadi pertanyaannya adalah, apa yang bisa dilakukan untuk Kabupaten Probolinggo. Misalnya, kami punya program, Adat Kenduri Kebhinekaan dengan kearifan lokal untuk merekatkan rasa persatuan,” katanya menawarkan solusi konkret

Zulmi Noor Hasani, calon bupati nomor urut 1, kemudian menegaskan komitmen mereka untuk merawat kebudayaan Kabupaten Probolinggo. Salah satunya melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam setiap kegiatan kebudayaan.

“Hal ini untuk memastikan tidak ada pihak yang merasa terpinggirkan,” tegas Zulmi.

Kesempatan selanjutnya diberikan kepada paslon nomor urut 2. Gus Haris menyampaikan bahwa Kabupaten Probolinggo yang kaya akan keberagaman ras, suku, agama, dan budaya harus dikelola dengan baik.

Program unggulannya meliputi penanaman ideologi kebangsaan bagi generasi muda sejak dini serta Sambang Budaya, yaitu forum berkumpulnya para tokoh budaya untuk memupuk toleransi.

“Dengan ini jelas akan memghilangkan sekat-sekat, sehingga toleransi secara otomatis akan tercipta di Kabupaten Probolinggo,” kata Gus Haris optimistis.

Menanggapi program ini, Zulmi menekankan perlunya penguatan identitas lokal di dunia pendidikan. Ia juga menyarankan penggunaan udeng sebagai simbol identitas lokal yang harus dilestarikan.

“Bukan hanya seragam, bukan hanya budaya, tapi juga kepribadian diri kepada para pengajar maupun ASN. Termasuk penggunaan udeng sebagai identitas perlu dikuatkan lagi di setiap harinya,” lanjutnya.

Namun, Fahmi AHZ, calon wakil bupati nomor urut 2, mengkritik bahwa gagasan Zulmi tersebut hanya pengulangan dari apa yang telah dipaparkan oleh Gus Haris.

“Karena program kita sudah baik, makanya beliau (Zulmi, red) langsung taktis menjelaskan kembali (penyampaian Gus Haris, Red). Jadi terima kasih bahwa apa yang kami lakukan itu sudah paling SAE,” ucap Fahmi dengan percaya diri.

Debat ketiga ini menjadi ajang kedua paslon saling menguji gagasan dan program unggulan mereka dalam memperkokoh NKRI dan kebangsaan.

Dengan tema yang cukup strategis, diharapkan masyarakat Probolinggo dapat menilai program mana yang lebih sesuai untuk masa depan daerah mereka. Pilihan akhir ada di tangan rakyat pada hari pencoblosan. (aly/saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.