Saling Sanggah dan Sindir, Beda Strategi Blue Economy Gus Mujib dan Mas Rusdi

64

Pasuruan (WartaBromo.com) – Ekonomi biru atau maritim (blue economy) menjadi salah satu isu yang dibahas dalam debat terakhir Calon Bupati dan Wakil Bupati Pasuruan Rabu (13/11/2024) malam.

Saat itu, Calon Bupati (Cabup) Pasuruan nomor urut 1 Gus Mujib Imron mendapatkan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada Cabup nomor urut 2 Mas Rusdi Sutejo.

“Termasuk program presiden kita itu adalah blue economy menjadi salah satu di dalam kebijakan nasional. Bagaimana Mas Rusdi menerjemahkannya dalam strategi kebijakan daerah?,” tanya Gus Mujib.

Menanggapi pertanyaan Gus Mujib, Mas Rusdi mengatakan untuk mengimplementasikan program tersebut di lapangan tidak sederhana. Ia menceritakan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di lereng Gunung Arjuno yang mendapatkan pertentangan dari masyarakat setempat.

“Tadi malam saya untuk program beliau salah satunya adalah pembangunan yang ada di lereng gunung Arjuno pembangkit listrik tenaga panas bumi yang yang ternyata masih mendapat pertentangan dari masyarakat Kabupaten Pasuruan ini menjadi tugas kami meyakinkan masyarakat bahwa program dari pemerintah pusat terkait blue ekonomi atau ekonomi yang ramah lingkungan ini membawa dampak positif kepada masyarakat Kabupaten Pasuruan,” ujarnya.

Mas Rusdi juga mempertanyakan kesiapan Kabupaten Pasuruan dari segi penganggaran, fasilitas dan kemampuan untuk menjalankan program tersebut. Bilamana belum siap, Mas Rusdi bakal mendapatkan dukungan dari pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat.

Lebih lanjut, Mas Rusdi menyoroti masih minimnya masyarakat di Kabupaten Pasuruan yang belum bisa mengakses air bersih. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan sebelum melaksanakan blue economy.

“Salah satu lumbung air nasional, semua hampir 95% air minum dalam kemasan adalah berasal dari lereng gunung Arjuno ataupun lereng gunung Bromo. Ternyata, masih banyak masyarakat kita yang belum bisa mengakses air bersih bahkan untuk hanya sekedar minum saja,” jelasnya.

Mendengarkan jawaban dari Mas Rusdi, Gus Mujib merasa pertanyaannya mengenai blue economy masih belum terjawab. Ia mengatakan bahwa pemahaman Mas Rusdi terkait blue economy berbeda dengan yang diharapkan.

“Mohon maaf Mas Rusdi apa enggak salah pemahaman blue economy kok sampai ke hutan dan kemudian air dan lain sebagainya. Blue economy itu maritim, kelautan, perikanan,” ujarnya.

Gus Mujib juga menyampaikan potensi perikanan di Kabupaten Pasuruan cukup besar. Ia menjelaskan bahwa terjadi kenaikan produksi perikanan di Kabupaten Pasuruan selama beberapa tahun terakhir.

Merespon Gus Mujib, Mas Rusdi merasa bahwa pemahamannya tentang blue economy tidak salah. Menurutnya, penjelasan mengenai air yang ia sampaikan seblumnya masih berkorelasi dengan blue economy.

Menurut kami pemahaman saya tidak salah, karena yang saya sampaikan tadi juga terkait masalah air. Jadi, air itu tidak hanya ada di laut. Sekarang semua butuh air Pak, untuk minum kebutuhan air bersih. Berapa jumlah air yang bisa diakses oleh masyarakat Kabupaten Pasuruan jumlah air bersihnya,” sanggahnya.

Di sisi lain, Mas Rusdi justru berbalik mempertanyakan komitmen Pemerintah Kabupaten Pasuruan sebelumnya dalam mendukung blue economy. Ia mengkritik kinerja pemkab yang kurang memberikan bantuan guna mendukung aktivitas para nelayan.

“Kemudian, yang jadi pertanyaan selama ini, ketika bicara blue economy apa yang sudah dilakukan pemerintah 5 tahun kemarin untuk mendukung blue economy. Bahkan, untuk mendukung nelayan saja tidak ada dukungan, untuk para petambak, untuk petani keramba apakah ada dukungan. Berapa jumlah jaring alat tangkap yang sudah dibantukan oleh pemerintah daerah kepada para nelayan,” kritiknya.

Tak hanya itu, Mas Rusdi mengkritisi pula program-program blue economy yang diusung Paslon 01. Sebaliknya, ia menyebut para nelayan hanya membutuhkan tambatan perahu untuk membantu aktivitasnya.

“Kalau mau bikin blue economy simpel saja. Tidak usah cold storage, tidak usah bantuan satu perahu untuk satu nelayan, akan menjadi pertengkaran hebat di antara para nelayan. Cukup tambatan perahu untuk para nelayan mendukung aktivitas nelayan mereka,” pungkasnya. (ham/yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.