Probolinggo (WartaBromo.com) – Calon Wakil Bupati Probolinggo nomor urut 1, Abdul Rasit, menuai sentimen negatif nitizen setelah beberapa kali bernyanyi di tengah sesi tanya jawab. Aksi ini terjadi saat Rasit tampak kesulitan menjawab pertanyaan dari panelis maupun rivalnya, Fahmi AHZ atau Ra Fahmi.
Tayangan debat yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube KPU Kabupaten Probolinggo, juga ramai dibagikan ulang di media sosial. Termasuk akun @wartabromo di Tiktok dan Instagram yang memicu berbagai respons dari netizen.
Pasca debat, banyak pengguna media sosial yang menilai sikap Rasit sebagai kurang serius dalam menghadapi debat. “Kalo mau dangdutan jangan pas debat, hadehhhhhš¤£š¤£,” tulis akun @hsnrmsyarismn.
Sementara akun lain seperti @Man Ana berkomentar sinis, āKPU nyewa hotel buat karaoke sama Rasit.ā Respon negatif terus mengalir, bahkan ada yang menyebut Rasit lebih cocok menjadi penyanyi ketimbang wakil bupati.
Menanggapi hal ini, Abdul Rasit menyampaikan bahwa dirinya ingin menciptakan suasana santai dalam debat. “Dalam pekerjaan atau kegiatan, kita harus tetap santai namun tekun dan selalu beribadah,” ungkap Rasit.
Menurutnya, ketenangan adalah kunci untuk mencapai hasil yang maksimal. “Insyaallah apapun itu akan tercapai. Kalau tergesa-gesa, mencoreng, metenteng, dan sebagainya, itu akan hampa,” ujarnya terkait aksi menyanyi di panggung debat.
Debat kandidat putaran kedua Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024, dilangsungkan pada Sabtu (2/11/2024) malam di ballroom Grand Swis-Belhotel Surabaya.
Sepanjang debat yang berlangsung sekitar 2,5 jam, Rasit juga berapa kali malah bernyanyi. Pasangan dari Zulmi Noor Hasani itu, juga beberapa kali tercatat keliru memberikan jawaban.
Ketika diminta pendapatnya soal masalah kependudukan digital, Rasit justru menekankan pentingnya KTP fisik tanpa menyentuh soal identitas digital yang menjadi inti pertanyaan.
Begitu juga saat ditanya tentang kebijakan bagi penyandang disabilitas, Rasit tak membahas pentingnya peraturan daerah (Perda) untuk difabel, meski isu tersebut krusial bagi sekitar 7.600 warga difabel di Kabupaten Probolinggo.
Kesalahan lainnya terjadi ketika Ra Fahmi, wakil dari Cukup dr. Mohammad Haris (Gus Haris) menanyakan rencana penanganan banjir yang sering melanda wilayah seperti Desa Sumberejo dan Kedung Dalem. Alih-alih menjelaskan langkah pencegahan banjir, Rasit justru membahas pembangunan jalan dan irigasi yang kurang relevan dengan topik tersebut.
Pada sesi lainnya, ia juga melewatkan kesempatan untuk membahas sistem meritokrasi dalam pemerintahan saat pertanyaan itu diajukan. Rasit malah berbicara soal pelatihan guru serta pendirian universitas negeri.
Di akhir debat, Rasit menyadari kekeliruannya dan menyampaikan permintaan maaf. “Mohon maaf bila jawaban tidak sesuai harapan,” ucap dari suami dari Sumarmi, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo.
Reaksi netizen dan penampilan Rasit yang dianggap kurang fokus dalam debat ini menjadi sorotan publik, terutama menjelang Pilkada.
Bagaimana respons masyarakat terhadap kejadian ini akan menjadi salah satu faktor yang menarik untuk disimak dalam tahap akhir kampanye Pilkada Probolinggo 2024. (saw)