Pasuruan (WartaBromo.com) – Ramainya kabar anggur muscat impor yang mengandung residu pestisida berbahaya memicu respons dari berbagai lembaga pangan di Indonesia. Temuan ini berawal dari Thailand, yang bersama Malaysia, segera mengeluarkan larangan peredaran anggur shine muscat asal Tiongkok.
Anggur ini, yang juga telah beredar di Indonesia, dianggap mengandung bahan kimia berbahaya. Menyikapi situasi tersebut, Dinas Pertanian Kota Pasuruan bergerak cepat dengan merumuskan langkah strategis.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah pemberdayaan warga untuk menanam anggur lokal sebagai alternatif.
“Kami berfokus pada ketahanan pangan dengan mendorong kelompok masyarakat untuk membudidayakan anggur. Ini upaya kami untuk menghidupkan sentra anggur lokal,” ujar Ezamir Wardhana, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kota Pasuruan, Senin (4/11/2024).
Ezamir menjelaskan bahwa pihaknya mengadakan program pendampingan dan memberikan bantuan seperti bibit dan alat penunjang, terutama di kawasan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Kami bantu bibit, hingga later bag untuk KRPL yang serius mengembangkan tanaman anggur. Harapannya, produksi lokal ini bisa mengurangi ketergantungan pada produk impor yang berisiko,” tambah Ezamir.
Selain program kelompok, terdapat juga petani anggur individu di wilayah Wirogunan dan Purworejo yang mendapat dukungan serupa. Namun, untuk peredaran anggur impor, Ezamir menyebut bahwa pihaknya terbatas dalam hal pengawasan.
“Kami hanya dapat memonitor kandungan pestisida anggur yang beredar di Kota Pasuruan dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya produk impor,” katanya.
Dinas Pertanian Kota Pasuruan juga memanfaatkan laboratorium lokal sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keamanan pangan. (don/**)