Pasuruan (WartaBromo.com) – Wartabromo bersama Coca Cola menggelar diskusi tentang pengelolaan sampah plastik. Dalam diskusi ini, seluruh peserta sepakat, ke depan, tata kelola sampah plastik harus lebih baik.
Diskusi digelar di Hotel Inna Tretes, Kecamatan Prigen, pada Rabu (30/10/2024).
Penyuluh Lingkungan Ahli Muda Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Diana Kusumawati mengungkapkan, potensi volume sampah di Kabupaten Pasuruan 1.100 ton per hari.
Sementara di sisi lain, kapasitas volume TPA di Kabupaten Pasuruan hanya 100 ton per hari. Jika semua sampah tersebut masuk ke dalam TPA, maka lama kelamaan TPA tak akan mampu jumlah volume sampah tersebut.
“Ada gap 1.000. Bisa-bisa sebelum lima tahun sudah penuh,” kata Diana.
DLH mendorong upaya-upaya yang dilakukan produsen serta berbagai pihak untuk mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Diana menyebut, pemkab, melalui Perbup Nomor 22 Tahun 2012, mendorong pemerintah desa agar memiliki TPS3R. Beberapa desa di Kabupaten Pasuruan telah melakukan best practice dalam pengelolaan sampah plastik, seperti Desa Randupitu dan Desa Suwayuwo.
“Sekarang TPS3R mengolah sampah sesuai potensi lokalnya. Kalau di Randupitu diubah menjadi RDF. Kalau di Suwayuwo, sampah organiknya diintegrasikan dengan peternakan. Kami sangat mendorong pengelolaan sampah itu bisa selesai di TPS3R. Mudah-mudahan kita bisa mencapai target pemerintah pusat tahun 2045 zero waste,” ujar Diana.
Regional Corporate Affairs Manager East CCEP Indonesia, Armytanti Hanum Kasmito mengatakan, pemerintah telah mengatur agar para produsen harus mengelola sampahnya sendiri.
Pihaknya berkomitmen untuk terus berperan dalam pengolahan sampah plastik. Di tahun 2025, Coca Cola punya target agar semua kemasan produk Coca Cola bisa didaur ulang.
Bahkan di tahun 2025, harapannya minimal mampu mendaur ulang 50 persen kemasan-kemasan produk yang dikeluarkan. Hal ini diproyeksikan mampu mengurangi plastik. Salah satu caranya, Coca Cola menggandeng desa-desa untuk melakukan waste management.
“Cara ini diharapkan masyarakat di hulu bisa teredukasi terkait pemilahan sampah,” ujar Armytanti.
Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan perusahaan di Kabupaten Pasuruan, beberapa kepala desa, dan aktivis lingkungan. (tof)