Pertanyaan Panelis Debat Calon Bupati Pasuruan Dianggap Tidak Netral dan Giring Opini, KPU akan Dilaporkan ke DKPP

406
Koordinator panelis Dr. H. Kholid Murtadho, S.E., M.E., Rektor Universitas Yudharta saat menyerahkan soal pertanyaan untuk cabup kepada ketua KPU Kabupaten Pasuruan, Ainul Yakin beberapa menit sebelum debat perdana dimulai pada Kamis (17/10/2024).

Pasuruan (WartaBromo.com) – Debat perdana calon Bupati Pasuruan yang diselenggarakan oleh KPU setempat pada Kamis (17/10/2024) lalu ternyata masih menjadi sorotan publik setelah beredar video yang menampilkan dugaan ketidaknetralan panelis debat dalam mengajukan pertanyaan.

Tim kuasa hukum paslon nomer urut 1 (Gus Mujib – Ning Wardah), Maulana mendesak agar panelis diganti dari debat berikutnya karena pertanyaan yang diajukan pada debat perdana mengarah pada pembentukan opini publik dan dianggap merugikan paslon yang didukungnya.

“Kami minta agar panelis itu diganti. Jika KPU tetap mempertahankannya. Ada apa dengan KPU? Ini merupakan hal serius. Sekelas debat yang ditonton banyak orang saja berani melakukan hal seperti itu apalagi hal yang tidak diketahui oleh publik. Kami akan laporkan ini ke Bawaslu dan nanti coba akan upaya ke DKPP,” ujar Maulana.

Dalam penelusuran wartabromo.com, polemik ini bermula dari pertanyaan yang diajukan oleh panelis kepada paslon nomor urut 02, Rusdi Sutejo, usai undian pertanyaan diambil olehnya.

Dalam pertanyaan yang didapatkan oleh Rusdi tersebut, panelis dianggap membandingkan secara langsung visi dan misi kedua pasangan calon, terutama dalam hal kebijakan peningkatan pendidikan di Pasuruan.

Pertanyaan yang dibaca oleh moderator debat Tika Azis itu panelis menyoroti bahwa visi misi paslon 01 tidak secara eksplisit menyebutkan upaya peningkatan pendidikan, sementara paslon 02 menggunakan istilah “membangun SDM unggul dan kompetitif.”

“Kami tidak melihat dengan jelas baik dalam visi misi terutama di Paslon 1 tentang kata peningkatan pendidikan, kecuali di Paslon 2, menyebut istilah membangun SDM unggul dan kompetitif, “bunyi pertanyaan panelis yang dibacakan moderator, Tika Azis.

Panelis kemudian membandingkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pasuruan yang tertinggal dibandingkan kabupaten lain seperti Sidoarjo, Mojokerto, dan Malang.

“Ini jelas sangat merugikan. Kami keberatan, kalau mau bertanya ya bertanya saja tidak perlu membandingkan, mengritisi dan menafsirkan. gak usah membuat prolog yang menggiring opini dan persepsi publik,” tambah Maulana, menyuarakan kekecewaannya.

Dikonfirmasi berbeda, tim kuasa hukum 02 (Rusdi – Gus Shobih) , Suryono juga mengaku sempat mendengar isi pertanyaan tersebut saat menonton debat berlangsung.

Menurutnya, dari narasi kalimat pertanyaan yang disampaikan oleh panelis memang agak kurang tepat apalagi saat itu justru Cabup Rusdi Sutejo yang mengambil undian pertanyaannya.

“Iya (prolognya) kurang pas juga, “ujar Suryono singkat.

Di sisi lain, Ketua KPU Kabupaten Pasuruan, Ainul Yakin, menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kendali atas pertanyaan yang diajukan oleh panelis.

“Soal debat diserahkan langsung pada hari H untuk menjaga kerahasiaannya. Kami tidak mengetahui isi pertanyaan sebelumnya,” ujarnya.

Terkait desakan agar panelis diganti, dirinya memastikan bahwa panelis akan diganti dalam debat berikutnya sesuai prosedur.

“Kalo diganti pasti. Karena setiap sesi (debat) beda panelis. Tapi (ini) tetap akan kami jadikan kan atensi dan evaluasi karena riskan, “tegas Ainul.

Sebagai informasi, KPU melibatkan tiga panelis dari kalangan akademisi dalam debat perdana ini, yakni Dr. H. Kholid Murtadho, S.E., M.E., Rektor Universitas Yudharta; M. Kholid Mawardi, S. Sos., M.AB., PH.D., Dekan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya; dan Prof. Dr. H. Abdul Chaliq, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sunan Ampel Surabaya. (yog)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.