Pasuruan (WartaBromo.com) – Wedoro Carnival 2024 yang digelar di Desa Wedoro, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Minggu (22/09/2024) berlangsung meriah. Salah satu yang menarik adalah penampilan defile Dusun Sentir.
Warga sangat antusias menyaksikan gelaran Wedoro Carnival 2024. Sepanjang rute karnaval, warga berjejalan di pinggir jalur karnaval untuk menonton penampilan masing-masing defile.
Tujuh dusun berpartisipasi di Wedoro Carnival 2024. Mereka mengambil tema perjuangan dan budaya. Penampilan tiap-tiap defile dinilai oleh tiga orang juri.
Defile Dusun Sentir tampil berbeda dari lainnya. Pada setiap pos juri, mereka menampilkan aksi teatrikal yang berbeda, menggambarkan jatuh bangun pejuang pribumi melawan penjajah Belanda.
Pada pos juri pertama, Sentir berupaya menampilkan potret kejamnya penjajah terhadap warga pribumi. Mulai dari penangkapan warga pribumi hingga menjadikan mereka pekerja paksa.
Kemudian pada pos juri kedua, warga pribumi melakukan resistensi terhadap penjajah. Warga pribumi menunjukkan perlawanan. Dalam aksi yang ditampilkan, mereka memanfaatkan kelengahan penjajah lalu menyerangnya.
Serangan ini bertujuan untuk membebaskan warga pribumi yang ditangkap dan disuruh kerja paksa. Penjajah yang lengah langsung kewalahan menghadapi serangan ini.
Terakhir, di pos juri ketiga, mereka menampilkan puncak aksi teatrikal. Para pejuang berhasil menduduki markas penjajah. Bendera Belanda disobek, lalu berganti bendera merah putih yang berkibar. Klimaksnya, peserta melakukan penghormatan sakral terhadap bendera merah putih.
Defile Dusun Sentir tampil luar biasa dalam Wedoro Carnival. Para peserta bermain peran dengan sangat menjiwai serta menyuguhkan adegan detail. Pun demikian dengan properti yang dipakai, semua dibikin mirip seolah-olah itulah representasi properti pada zaman itu.
Salah satu tokoh Dusun Sentir, Sugeng Prayitno mengatakan, Dusun Sentir memang ingin memberikan suguhan potret perjuangan merebut kemerdekaan secara detail. Ini juga menjadi bagian edukasi bagi masyarakat setempat.
Waktu persiapan aksi teatrikal ini pun terbilang pendek. Persiapan properti hingga latihan koreografi dilakukan dalam waktu sepekan.
“Tujuan intinya bukan mencari juara. Bahwa jika juara, itu bonus. Yang terpenting warga guyub, rukun, dan bersatu. Pejuang telah membuktikan, lewat persatuan, kemerdekaan bisa diraih,” ujar Sugeng. (tof/**)