Menilik Silsilah Keturunan Kiai Hamid Pasuruan, Sudah Tahu?

1765

Pasuruan (WartaBromo.com) – Kiai Hamid Pasuruan atau dikenal Mbah Hamid, adalah salah satu ulama besar dari Pasuruan yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Silsilah keturunan Kiai Hamid Pasuruan menjadi salah satu topik yang menarik bagi banyak orang, terutama yang ingin mengetahui garis keturunan dari tokoh yang dikenal sangat kharismatik ini.

KH Abdul Hamid Pasuruan merupakan seorang ulama yang lahir di Rembang, Jawa Tengah. Meskipun asalnya dari Rembang, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Pasuruan, Jawa Timur.

Akhirnya, ia dikenal sebagai Kiai Abdul Hamid Pasuruan. Ia adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah di Pasuruan, yang hingga kini terus berkembang sebagai pusat pendidikan Islam.

Keluarga dan Masa Kecil Kiai Hamid

Dilansir dari nu.or.id, Kiai Abdul Hamid lahir pada 22 November 1914  di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang. Ia lahir dari pasangan Abdullah bin Umar dan Nyai Raihannah, putri Kyai Shiddiq.

Ia merupakan anak keempat dari 12 bersaudara. Berdasarkan buku KH Hasyim As’ari dan KH Abdul Hamid Bapak NU Kita yang ditulis oleh Abdullah Shodiq serta Percik-Percik Keteladanan KH Abdul Hamid karya Hamid Ahmad, disebutkan bahwa nama kecil KH Abdul Hamid adalah Abdul Mu’ti, atau sering dipanggil Dul.

Sifatnya yang mudah bergaul dan selalu membantu orang tua menjadi kebanggaan tersendiri. Mu’ti kecil dididik langsung oleh ibunya yang sangat disiplin dalam hal ibadah.

Kebiasaan shalat berjamaah sudah diajarkan sejak dini. Bahkan, ketika ia tertinggal shalat jamaah, ibunya selalu bersedia mengulang shalat untuknya agar bisa berjamaah bersama.

Selain itu, sejak kecil Mu’ti sering diminta ibunya untuk membawa oleh-oleh sederhana untuk guru-gurunya. Hal ini membentuk kepribadiannya yang rendah hati dan jauh dari sifat sombong.

Silsilah Keturunan Kiai Hamid Pasuruan

Pada usia 22 tahun, Kiai Hamid Pasuruan menikah dengan sepupunya, Nyai Nafisah, yang merupakan putri dari KH Ahmad Qusyairi bin KH Muhammad Shiddiq.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima anak, yakni Muhammad Nu’man, Muhammad Nasih, Muhammad Idris, Anas, dan Zainab. Sayangnya, Anas dan Zainab meninggal dunia saat masih anak-anak.

Kini, cucu-cucunya tersebar di berbagai wilayah dan beberapa besar menjadi tokoh pemuka agama hingga politik. Sebut saja, KH. Muhammad Nafi’ dari Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan, yang turut mengembangkan dan melanjutkan pengajaran agama yang diwariskan oleh kakeknya.

Selain itu, ada Ning Wardah yang aktif berpolitik di Pasuruan dan saat ini mencalonkan diri sebagai Cawabup. Masih ada lagi KH. Moh. Nailur Rohman dan Hindun Anisah putri yang aktif sebagai politisi.

Sosok Kiai Hamid Pasuruan Pasuruan tetap dikenang sebagai figur ulama besar yang penuh kebijaksanaan. Silsilah keluarganya masih memberikan pengaruh besar bagi masyarakat Pasuruan dan umat Islam di seluruh Nusantara. (trf/jun)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.